Nakita.id - Proses kehamilan adalah momen yang penuh dengan kebahagiaan dan antisipasi, tetapi juga penuh dengan ketidakpastian dan kecemasan.
Salah satu kekhawatiran utama para orangtua selama kehamilan adalah kesehatan dan perkembangan janin mereka.
Untungnya, kemajuan dalam teknologi medis telah memungkinkan para profesional kesehatan untuk mendeteksi kelainan janin sejak dini, memberi kesempatan untuk tindakan medis atau persiapan yang diperlukan.
Dalam artikel ini, kita akan menjelaskan beberapa kelainan janin yang dapat dideteksi sejak dini selama kehamilan.
Pemeriksaan USG adalah alat diagnostik yang umum digunakan selama kehamilan untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan janin.
USG memungkinkan para profesional kesehatan untuk mendeteksi berbagai kelainan janin, termasuk:
- Anensefali
Ini adalah kelainan langka yang terjadi ketika otak janin tidak berkembang dengan baik.
Dalam pemeriksaan USG, biasanya akan terlihat adanya kekosongan pada area tengkorak janin.
- Spina Bifida
Ini adalah kelainan saraf di mana tulang belakang janin tidak berkembang dengan benar.
Dalam USG, punggung janin akan diperiksa untuk melihat tanda-tanda spina bifida.
- Kelainan Jantung
Pemeriksaan USG jantung janin dapat mendeteksi kelainan jantung seperti lubang di jantung, masalah katup, atau masalah aliran darah.
- Kelainan Ginjal
USG juga dapat digunakan untuk memeriksa ginjal janin dan mendeteksi kelainan dalam perkembangannya.
Pemeriksaan USG biasanya dilakukan pada trimester pertama dan kedua kehamilan.
Hasilnya dapat memberikan gambaran awal tentang kesehatan janin dan membantu dalam perencanaan perawatan selanjutnya jika ditemukan kelainan.
Tes darah selama kehamilan dapat memberikan informasi penting tentang kesehatan janin. Dua tes darah yang sering digunakan untuk mendeteksi kelainan janin adalah:
- Tes AFP (Alpha-fetoprotein)
Tes AFP digunakan untuk mendeteksi kadar AFP dalam darah ibu. Kadar AFP yang tidak normal bisa menunjukkan risiko kelainan seperti spina bifida atau anensefali.
Jika kadar AFP tinggi, dokter biasanya akan merujuk untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut, seperti USG.
- Tes Non-Invasif Prenatal (NIPT)
NIPT adalah tes darah yang relatif baru dan sangat akurat. Tes ini dapat mendeteksi kelainan genetik seperti sindrom Down (trisomi 21), sindrom Edwards (trisomi 18), dan sindrom Patau (trisomi 13). NIPT juga dapat digunakan untuk menentukan jenis kelamin janin.
Kedua tes ini dapat dilakukan pada trimester pertama atau kedua kehamilan dan memberikan informasi yang lebih rinci tentang kesehatan janin.
Amniocentesis adalah tes yang melibatkan pengambilan sampel cairan ketuban yang mengelilingi janin.
Sampel cairan ketuban ini kemudian dianalisis untuk mendeteksi kelainan genetik atau kelainan kromosom pada janin.
Tes ini biasanya direkomendasikan jika ada faktor risiko tinggi atau hasil tes sebelumnya yang mencurigakan.
Amniocentesis adalah tes yang invasif dan memiliki risiko keguguran, oleh karena itu, biasanya hanya direkomendasikan jika ada indikasi medis yang kuat.
Tes ini biasanya dilakukan pada trimester kedua kehamilan.
Tes ini juga dikenal sebagai tes Triple Screen atau Quad Screen dan digunakan untuk mendeteksi risiko kelainan genetik tertentu, seperti sindrom Down, sindrom Edwards, dan sindrom Patau.
Tes ini melibatkan pengukuran kadar hormon dalam darah ibu, termasuk AFP (alpha-fetoprotein), hCG (human chorionic gonadotropin), unconjugated estriol, dan inhibin-A.
Hasil tes ini memberikan perkiraan risiko kelainan genetik pada janin.
Baca Juga: Benarkah Ngidam Ubi Jalar Saat Hamil Dapat Sebabkan Kelainan Janin? Simak Penjelasannya Moms!
Jika hasilnya menunjukkan risiko tinggi, dokter biasanya akan merekomendasikan pemeriksaan lebih lanjut seperti amniocentesis atau tes NIPT untuk konfirmasi.
Tes ini biasanya dilakukan pada trimester kedua kehamilan, biasanya antara minggu ke-15 dan ke-20.
Sebagian artikel ini ditulis dengan menggunakan bantuan kecerdasan buatan
Serunya Van Houten Baking Competition 2024, dari Online Challenge Jadi Final Offline
Penulis | : | Diah Puspita Ningrum |
Editor | : | Diah Puspita Ningrum |
KOMENTAR