Syekh Nurddin datang ke Aceh pada tahun 1637 M, kemudian menjadi penasihat kesultanan Aceh di tahun 1644 M.
Beliau meninggal dunia pada 21 September 1658 M.
Syekh Nuruddin mula-mula mempelajari bahasa Melayu di Aceh.
Beliau lalu memperdalam pengetahuan agama saat beribadah haji ke Makkah.
Sepulang dari Makkah, didapati bahwa pengaruh Syamsuddin as-Sumatrani sangat besar di Aceh.
Karena tidak cocok dengan aliran wujudiyah (salah satu aliran tasawuf), Syekh Nuruddin pindah ke Semenanjung Malaka untuk memperdalam ilmu agama dan bahasa Melayu.
Ada banyak teladan yang bisa diambil dari kehidupan Syekh Nurrudin.
Pengetahuan Syekh Nuruddin tidak hanya berbatas pada satu cabang ilmu saja.
Dia mengetahui berbagai pengetahuan dari bidang sejarah, politik, sastra, filsafat hingga fikih.
Beliau adalah negarawan, ahli fikih, teolog, sufi, sejarawan dan sastrawan penting dalam sejarah Melayu pada abad ke-17.
Peranan Syekh Nuruddin dalam perkembangan Islam di Nusantara tidak dapat diabaikan.
Penulis | : | Diah Puspita Ningrum |
Editor | : | Diah Puspita Ningrum |
KOMENTAR