Nakita.id - Kapan stunting terjadi kerap menjadi pertanyaan para orang tua.
Stunting atau pertumbuhan terhambat, merupakan masalah kesehatan global yang berisiko dialami anak.
Ini adalah masalah yang serius karena memiliki dampak jangka panjang pada kesehatan dan perkembangan anak-anak, serta perkembangan ekonomi suatu negara.
Stunting adalah kondisi di mana pertumbuhan fisik anak terhambat atau terhenti.
Biasanya, ini terjadi pada masa awal kehidupan, yaitu dari kelahiran hingga usia dua tahun.
Kondisi tersebut terlihat dalam bentuk anak yang lebih pendek dari ukuran normal anak seusianya.
Stunting adalah hasil dari asupan gizi yang tidak mencukupi dan terus-menerus selama periode perkembangan penting.
Stunting bukan hanya masalah pertumbuhan tubuh, tetapi juga memengaruhi perkembangan otak, sistem kekebalan tubuh, dan kesehatan umum anak.
Melansir dari berbagai sumber, berikut adalah penjelasan kapan stunting terjadi dan ada faktor yang menjadi penyebab.
Stunting biasanya terjadi pada periode kritis pertumbuhan anak, yang mencakup:
1. Pra-Kelahiran
Stunting dapat dimulai bahkan sebelum anak dilahirkan.
Ibu hamil yang tidak mendapatkan nutrisi yang cukup atau mengalami stres yang tinggi dapat melahirkan bayi dengan berat badan rendah, yang memiliki risiko lebih tinggi untuk stunting.
2. 1000 Hari Pertama
Periode pertumbuhan paling kritis terjadi selama 1000 hari pertama kehidupan anak, mulai dari saat konsepsi hingga usia dua tahun.
Selama periode ini, nutrisi yang baik sangat penting untuk perkembangan tubuh dan otak anak.
3. Usia Dini
Stunting dapat terjadi dalam beberapa tahun pertama kehidupan anak.
Jika anak tidak mendapatkan nutrisi yang cukup selama periode ini, pertumbuhannya dapat terhambat secara signifikan.
Stunting adalah hasil dari berbagai faktor yang kompleks dan terkadang saling terkait.
Beberapa faktor penyebab utama stunting meliputi:
1. Gizi yang Buruk
Baca Juga: Cara Melatih Motorik Anak Stunting Agar Si Kecil Bisa Tumbuh dan Berkembang Secara Optimal
Asupan makanan yang buruk, terutama yang rendah akan protein, zat besi, vitamin, dan mineral, adalah penyebab utama stunting.
Anak-anak yang tidak mendapatkan makanan yang cukup akan mengalami pertumbuhan terhambat.
2. Infeksi
Infeksi yang sering atau parah, terutama pada masa awal kehidupan, dapat mengganggu penyerapan nutrisi dan pertumbuhan anak-anak.
3. Faktor Sosioekonomi
Keluarga dengan tingkat pendapatan rendah memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami stunting.
Faktor-faktor seperti ketidakmampuan untuk membeli makanan bergizi, sanitasi yang buruk, dan akses yang terbatas ke layanan kesehatan memainkan peran penting dalam stunting.
4. Kebiasaan Makan yang Buruk
Cara anak diberi makan juga dapat memengaruhi risiko stunting.
Pemberian makanan yang tidak sesuai usia anak atau praktek makan yang tidak baik, seperti memberi makan anak terlalu cepat atau terlalu sering memberikan makanan padat, dapat menyebabkan stunting.
5. Gizi Buruk pada Ibu Hamil
Ibu yang hamil dan kurang gizi memiliki risiko lebih tinggi melahirkan bayi dengan berat badan rendah, yang pada gilirannya meningkatkan risiko stunting pada anak.
6. Air Bersih dan Sanitasi yang Buruk
Akses terhadap air bersih dan sanitasi yang baik juga berperan dalam mencegah stunting.
Infeksi yang terkait dengan kualitas air dan sanitasi yang buruk dapat memengaruhi kesehatan dan pertumbuhan anak-anak.
7. Kemiskinan dan Ketidaksetaraan
Kemiskinan seringkali menjadi penyebab utama stunting.
Anak-anak dari keluarga miskin cenderung memiliki akses terbatas terhadap makanan bergizi, perawatan medis, dan fasilitas sanitasi yang baik.
Penulis | : | Diah Puspita Ningrum |
Editor | : | Diah Puspita Ningrum |
KOMENTAR