Namun, apabila ibu dan anak ternyata suka memilih makanan, Dr. Ade menyebut bahwa hal tersebut tidak sepenuhnya salah.
"Picky eater-nya seperti apa dulu?
Karena, ada orang yang memang picky eater untuk hal-hal tertentu," terangnya.
"Misalnya, ada orang yang tidak suka nasi tapi lebih suka roti atau mi. Itu tidak apa-apa," ujarnya.
Dr. Ade juga menyampaikan, bukan soal pilih-pilih makanan yang menjadi permasalahan.
Melainkan, apakah gizi yang dibutuhkan sudah tercukupi semua atau belum sesuai yang dipersyaratkan dokter maupun ahli gizi.
Juga, apakah gizi yang dibutuhkan sudah seimbang atau belum.
"Kalau saya lebih melihatnya kepada picky eater yang seperti apa dulu," tegasnya.
"Jadi, picky eater bukan hanya sekadar misalnya enggak mau makanan yang bergoreng. Itu tidak apa-apa. Terus, makanan yang diberikan itu harus precise (tepat), ya. Harus memiliki kejelasan dulu," terangnya.
Oleh karena itulah, Dr. Ade menekankan kembali kepada para ayah untuk tidak terlalu mempermasalahkan ibu maupun anak yang picky eater.
Melainkan, memperhatikan betul apakah makanan yang dikonsumsinya sudah benar-benar bernutrisi dan seimbang atau belum sama sekali. Semoga bermanfaat.
Baca Juga: Ini Peran Ayah dalam Menjaga Keseimbangan Nutrisi pada Ibu dan Anak yang Pilih-pilih Makanan
Mulia Aroma dan TechnicoFlor Gelar The Timeless Journey 2024, Membuka Peluang Baru Bagi Profesi Ahli Parfum Lokal
Penulis | : | Shannon Leonette |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR