5. Kualitas Air Minum dan Sanitasi yang Buruk
Kualitas air minum dan sanitasi yang buruk juga berkontribusi pada stunting.
Ketika anak-anak terpapar pada air yang terkontaminasi oleh bakteri dan parasit, mereka dapat mengalami masalah kesehatan seperti diare, yang dapat menyebabkan hilangnya nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan.
Selain itu, sanitasi yang buruk, seperti fasilitas buang air besar yang tidak higienis, dapat meningkatkan risiko infeksi pada anak-anak.
Infeksi yang berulang akibat sanitasi yang buruk dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan anak.
6. Faktor Sosial dan Ekonomi
Kemiskinan dan ketidaksetaraan ekonomi dapat berperan besar dalam stunting.
Anak-anak yang tumbuh dalam keluarga miskin seringkali memiliki akses terbatas ke makanan bergizi dan perawatan kesehatan yang diperlukan.
Faktor ini dapat menjadi penghalang bagi pertumbuhan yang optimal.
Pendidikan orang tua juga berperan dalam mengatasi stunting.
Orang tua yang tidak memiliki pengetahuan tentang gizi, perawatan kesehatan anak, dan praktik-praktik yang sehat dalam merawat anak cenderung memiliki anak yang rentan terhadap stunting.
Baca Juga: KG Media dan Kadin Indonesia Ajak Seluruh Pihak Turunkan Stunting Melalui Gerakan BERES
7. Praktik Pemberian ASI yang Tidak Optimal
Pemberian ASI (Air Susu Ibu) adalah faktor penting dalam pertumbuhan anak-anak.
ASI mengandung nutrisi penting yang dibutuhkan oleh bayi untuk pertumbuhan dan perkembangan awal mereka.
Praktik pemberian ASI yang tidak optimal, seperti memberikan susu formula atau makanan padat terlalu dini, dapat berkontribusi pada stunting.
Praktik pemberian ASI yang buruk atau pendek juga dapat mengakibatkan anak tidak mendapatkan nutrisi yang cukup untuk pertumbuhan optimal mereka.
Oleh karena itu, mendukung praktik pemberian ASI yang baik adalah langkah penting dalam mencegah stunting.
Melebarkan Sayap Hingga Mancanegara, Natasha Rizky Gelar Exhibition Perdana di Jepang
Penulis | : | Diah Puspita Ningrum |
Editor | : | Diah Puspita Ningrum |
KOMENTAR