Nakita.id - Pentingnya adab menggunakan media sosial dijelaskan dalam buku mata pelajaran PAI kelas XI kurikulum merdeka.
Internet dan media sosial menjadi sebuah bentuk komunikasi terbaru.
Seiring dengan perkembangan teknologi, manusia terhubung di dunia digital tanpa batas.
Internet bisa menghubungkan berbagai belahan dunia tanpa kenal batasan.
Ketika menggunakan internet, naluri manusia sebagai makhluk sosial muncul.
Media sosial menjelma menjadi sesuatu yang berpengaruh pada kehidupan manusia.
Mulai dari kehidupan dari bangun tidur hingga menjelang tidur.
Namun, sosial media memiliki sisi positif dan negatifnya.
Dari segi positif, sosial media memudahkan komunikasi antar manusia.
Seperti bersilaturahmi dan mendapatkan informasi.
Namun, sosial media juga memiliki sisi negatif. Seperti munculnya hoaks, ujaran kebencian, perkelahian, hingga pornografi.
Baca Juga: Menguatkan Iman dengan Menjaga Zuhud Mata Pelajaran PAI Kelas XI Kurikulum Merdeka
Pengertian Adab menggunakan Media Sosial
Secara bahasa, adab memiliki arti adat istiadat. Ini menunjukkan suatu kebiasaan, etiket dan pola perilaku dari orang yang dianggap sebagai model.
Sementara secara istilah, adab adalah kebiasaan dan aturan tingkah laku praktis yang mempunyai muatan nilai baik.
Sedangkan media sosial yakni media berbasis internet yang memungkinkan pengguna berkesempatan untuk berinteraksi dengan orang lain.
Dan lagi mempresentasikan dirinya dengan khalayak luas maupun terbatas yang dapat mendorong persepsi interaksi dengan orang lain. (Hendra A.Setyawan, 2017).
Lebih lanjut ia menyatakan bahwa media sosial merupakan konten online yang dibuat dengan teknologi penerbitan yang sangat mudah diakses dan terukur.
Kemajuan teknologi sekarang berdampak pada cara komunikasi seseorang, berbagi berita, mencari informasi, gaya belajar, dan konten.
Jenis media sosial yang banyak digunakan oleh masyarakat adalah facebook, instagram, twitter, telegram, whatsapp, kaskus, dan lain-lain.
Dari penjelasan tersebut, maksud adab menggunakan media sosial adalah suatu sikap dan perilaku yang harus dikedepankan ketika berinteraksi dengan orang lain ketika menggunakan media sosial.
Meskipun zaman nabi Muhammad SAW belum ada media sosial, tapi ada dasar dalam berinteraksi.
Rambu-rambu dalam berinteraksi ini diajarkan dalam Alquran dan Hadist.
Baca Juga: Menguatkan Iman dengan Menjaga Malu Mata Pelajaran PAI Kelas XI Kurikulum Merdeka
Tepatnya pada surat Al-Hujurat/49:6
"Artinya: Wahai orang-orang yang beriman! Jika seseorang yang fasik datang kepadamu membawa suatu berita, maka telitilah kebenarannya, agar kalian tidak mencelakakan suatu kaum karena kebodohan (kecerobohan), yang akhirnya kamu menyesali perbuatanmu itu."
Dari ayat di atas dapat diketahui bahwa ketika menerima sebuah informasi termasuk di dalamnya mendapatkan informasi dari media sosial, maka perlu dicek kebenaran informasi yang kalian terima.
Pengecekan informasi tersebut bisa menanyakan ke pemberi informasi atau mengecek ke sumber-sumber resmi yang bisa dipertanggungjawabkan.
Apabila kalian mendapatkan informasi tanpa diteliti kebenarannya, seperti yang ijelaskan Q.S. Al-Hujurat/49: 6 agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena kebodohannya yang akhirnya kalian akan menyesali perbuatan yang telah dilakukan.
Sedangkan dalam hadis Nabi Muhammad Saw. memberikan arahan dalam menggunakan media sosial sebagai berikut:
Artinya: Dari Abu al-Khair bahwa dia mendengar ‘Abdullah bin Amr bin al-Ash keduanya berkata, “Sesungguhnya seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah saw, “Muslim yang bagaimana yang paling baik?”
Beliau menjawab: “Yaitu seorang muslim yang orang lain merasa aman dari gangguan lisan dan
tangannya.” (H.R. Muslim)
Dari hadis di atas dikaitkan dengan adab dalam menggunakan media sosial, agar seorang muslim dalam berinteraksi dengan orang lain merasakan aman dari gangguan dalam bentuk lisan maupun update status atau komentar dalam menggunakan media sosial.
Baca Juga: Menguatkan Iman dengan Menjaga Kehormatan dalam Buku PAI Kelas XI Kurikulum Merdeka
Penulis | : | Diah Puspita Ningrum |
Editor | : | Diah Puspita Ningrum |
KOMENTAR