3. Kelainan Pembuluh Darah dan Penyakit Ginjal
Penyakit-penyakit yang mempengaruhi pembuluh darah dan ginjal juga dapat menjadi penyebab kejang pada ibu hamil.
Gangguan pembuluh darah seperti sindrom antifosfolipid dan penyakit ginjal kronis dapat menyebabkan ketidakseimbangan kimiawi dalam tubuh, yang pada gilirannya dapat memicu kejang.
Sindrom antifosfolipid, yang merupakan kelainan autoimun, dapat menyebabkan pembekuan darah yang dapat merugikan aliran darah ke plasenta.
Penyakit ginjal kronis dapat menyebabkan penumpukan racun dalam tubuh, yang dapat mempengaruhi kesehatan ibu dan janin.
Pemantauan yang cermat dan manajemen medis yang tepat diperlukan untuk mengelola kondisi ini selama kehamilan.
4. Epilepsi
Bagi wanita yang telah didiagnosis dengan epilepsi sebelum hamil, manajemen kehamilan bisa menjadi lebih rumit.
Epilepsi yang tidak terkontrol dapat meningkatkan risiko kejang selama kehamilan.
Pengelolaan epilepsi yang efektif dan aman selama kehamilan memerlukan kerjasama erat antara ibu hamil, dokter kandungan, dan ahli neurologi.
Beberapa obat antiepilepsi mungkin perlu disesuaikan selama kehamilan untuk mengurangi risiko terjadinya kejang.
Baca Juga: Tak Selalu Berbahaya, Ternyata Ini Beberapa Penyebab Perut Ibu Hamil Keras dan Kencang
Meskipun demikian, penghentian obat epilepsi tanpa pengawasan medis dapat berisiko tinggi dan harus dihindari.
Penulis | : | Diah Puspita Ningrum |
Editor | : | Diah Puspita Ningrum |
KOMENTAR