Nakita.id – Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit menular yang patut diwaspadai.
Berdasarkan data WHO, tuberkulosis adalah penyebab kematian terbesar ke-13 di dunia dan penyakit menular penyebab kematian terbesar kedua setelah COVID-19 (di atas HIV/AIDS).
Sementara itu, di Indonesia sendiri, kasus TB juga dilaporkan terus mengalami peningkatan.
Melansir dari laman sehatnegeriku.kemkes.go.id, kasus tuberkulosis di tahun 2022 dideteksi sebanyak lebih dari 700 ribu kasus. Angka tersebut merupakan angka tertinggi sejak TB menjadi program prioritas Nasional.
Selain deteksi sejak awal, pengobatan TB juga sangatlah penting dilakukan.
Ya, pengobatan TB harus dilakukan secara konsisten dan tidak boleh putus sampai dinyatakan sembuh.
Namun, muncul pertanyaan apakah seseorang yang pernah mengalami TB dapat terinfeksi lagi di kemudian hari.
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, Nakita telah mewawancarai secara eksklusif dr. Nurvidya Rachma Dewi, Sp. P, Dokter Spesialis Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi RS Pondok Indah - Pondok Indah.
“Sebagai informasi, TB terdiri dari dua jenis, yaitu TB paru dan TB ekstra paru. Yang perlu diwaspadai adalah TB paru, karena itu menular dan lebih aktif,” ujar dr. Nurvidya saat dihubungi Nakita via telepon, Jumat (22/12/2023).
Adapun gejala klasik TB paru yang biasanya terjadi seperti batuk yang berlangsung lama lebih dari dua minggu, sesak napas, demam hilang timbul, keringat malam, batuk darah, serta nafsu makan dan berat badan turun.
“Tetapi, banyak juga yang tidak mengalami gejala klasik tersebut. Bisa jadi karena daya tahan tubuh yang baik, sehingga tidak muncul gejala, tapi baru terlihat saat pemeriksaan kesehatan,” sambung dr. Nurvidya.
Baca Juga: Ibu Hamil TBC, Apakah Akan Menular ke Janin? Ini Penjelasannya
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
Penulis | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR