“Perilaku sehat dan bersih sangat diperlukan. Rajin cuci tangan dan lakukan etika yang benar saat batuk, dapat membantu mencegah penularan,” saran dr. Nurvidya.
Apabila sudah terinfeksi TB, pengobatan sebaiknya segera dilakukan.
Pasalnya, jika tidak dilakukan pengobatan, TB tidak hanya menyebabkan kerusakan pada paru, tapi juga organ lain.
“Untuk penderitanya, bisa terjadi kerusakan bukan hanya pada paru, tapi juga menyebar ke bagian lain, menyebabkan gangguan yang berat, hingga gangguan pernapasan. Bisa juga sampai kritis dan kematian,” ungkap dr. Nurvidya.
“Sementara itu, untuk orang lain atau yang di sekitarnya, bisa tertular TBC jika daya tahan tubuhnya rendah. Apalagi, pada lansia atau anak-anak, efeknya bisa jauh lebih berat,” imbuhnya.
“Bisa, sesudah terinfeksi dan menjalani pengobatan biasanya sudah terbentuk antibodi terhadap kuman TB. Tetapi, dengan berjalannya waktu, apalagi jika kontak dengan orang yang daya tahan tubuhnya lemah, mungkin terinfeksi kembali,” jelas dr. Nurvidya.
dr. Nurvidya mengatakan, biasanya TB bisa terjadi lagi di atas 5-10 tahun, karena antibodinya yang mulai menurun.
Menurut dr. Nurvidya, menjaga daya tahan tubuh menjadi cara utama untuk mencegah penyebaran TB.
Selain itu, pola hidup yang sehat dan bersih juga harus dilakukan bersamaan.
“Jalani pola hidup yang baik, seperti rajin mencuci tangan, mengonsumsi makanan yang sehat, berjemur, istirahat yang cukup, itu penting dilakukan, karena kita tidak tahu sumber TB dari mana,” ujar dr. Nurvidya.
“Penting juga menggunakan masker untuk melindungi berbagai macam infeksi, tidak hanya TB, tapi juga penyakit lain seperti COVID-19 dan ISPA,” pungkasnya.
Baca Juga: 5 Rekomendasi Obat Herbal untuk Atasi Gejala Penyakit TBC Sebelum Parah
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
Penulis | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR