Nakita.id - Hiperlaktasi adalah kondisi ketika produksi ASI (Air Susu Ibu) berlebihan, yang dapat menyebabkan sejumlah masalah baik bagi ibu maupun bayi.
Meskipun tampaknya seperti masalah yang baik untuk dimiliki, hiperlaktasi dapat menjadi tantangan serius.
Artikel ini akan membahas penyebab hiperlaktasi dan memberikan wawasan tentang cara mengatasinya.
Peningkatan frekuensi menyusui atau penggunaan pompa ASI yang terlalu sering dapat memberikan sinyal tubuh untuk memproduksi lebih banyak ASI dari yang sebenarnya dibutuhkan bayi.
Menggunakan pompa ASI dengan tingkat hisapan yang terlalu tinggi atau penggunaan yang tidak tepat dapat merangsang produksi ASI secara berlebihan.
Beberapa wanita mungkin memiliki kecenderungan genetik untuk menghasilkan lebih banyak ASI daripada yang diperlukan.
Gangguan hormonal seperti sindrom ovarium polikistik (PCOS) atau peningkatan hormon prolaktin dapat menjadi penyebab hiperlaktasi.
Produksi ASI yang berlebihan dapat menyebabkan payudara menjadi penuh dan nyeri.
Risiko terjadinya mastitis (radang payudara) meningkat karena ketidakseimbangan antara produksi dan pengosongan ASI.
Menjaga keseimbangan antara produksi ASI dan kebutuhan bayi dapat menjadi melelahkan dan menyebabkan stres.
Karena tubuh menghasilkan lebih banyak energi untuk memproduksi ASI, sebagian besar ibu dengan hiperlaktasi mungkin menghadapi kesulitan menjaga berat badan yang seimbang.
Bayi mungkin mengalami kesulitan menyusui karena ASI keluar dengan terlalu cepat.
Konsumsi ASI berlebihan dapat menyebabkan bayi mengonsumsi lebih banyak udara, meningkatkan risiko colic dan gangguan pencernaan.
Bayi mungkin mengalami perubahan pola BAB karena kelebihan ASI yang masuk ke dalam sistem pencernaan.
Memantau frekuensi menyusui atau memerah ASI adalah langkah awal untuk menghindari stimulasi berlebihan yang dapat menyebabkan hiperlaktasi.
Menyusui sesuai kebutuhan bayi dan tidak secara rutin atau terjadwal dapat membantu menciptakan keseimbangan yang lebih baik.
Jika Moms menggunakan pompa ASI, pastikan untuk menggunakan tingkat hisapan yang sesuai dan hanya saat diperlukan.
Mengurangi frekuensi penggunaan pompa atau waktu pemompaan dapat membantu mengurangi produksi ASI.
Prinsip ini melibatkan memberikan waktu tertentu untuk setiap payudara selama sesi menyusui.
Misalnya, memberi waktu 3-4 jam untuk satu payudara sebelum beralih ke payudara lainnya. Ini membantu mengurangi stimulasi berlebihan.
Jika hiperlaktasi disebabkan oleh gangguan hormonal atau kondisi medis lainnya, konsultasikan dengan penyedia layanan kesehatan.
Mereka dapat memberikan saran dan tindakan yang sesuai.
Baca Juga: Jangan Buru-buru Panik! Begini Moms Cara Mengatasi ASI yang Melimpah
Pijatan lembut dan kompres dingin pada payudara dapat membantu mengurangi pembengkakan dan nyeri.
Penggunaan kompres dingin dapat membantu menghentikan produksi ASI dalam beberapa waktu.
Obat anti-galaktagog dapat diresepkan oleh dokter untuk membantu mengurangi produksi ASI.
Namun, penggunaannya harus sesuai dengan rekomendasi dokter.
Memastikan bayi terpasang dengan baik saat menyusui dapat membantu menghindari masalah hiperlaktasi.
Konsultasikan dengan konsultan laktasi untuk membantu menilai posisi dan pengisian bayi dengan benar.
Menerapkan pola makan yang seimbang dan menjaga hidrasi yang baik membantu menjaga kesehatan ibu dan bayi.
Kebutuhan nutrisi dapat bervariasi, dan konsultasikan dengan ahli gizi atau dokter untuk panduan yang sesuai.
1. Jika ibu mengalami nyeri yang tidak tertahankan di payudara.
2. Jika ada gejala infeksi payudara, seperti kemerahan, panas, atau bengkak yang tidak mereda.
3. Jika bayi mengalami kesulitan menyusui atau menunjukkan tanda-tanda ketidaknyamanan yang berlebihan.
Baca Juga: Bila ASI Keluar Terlalu Deras
Hiperlaktasi bisa menjadi tantangan, tetapi dengan pemahaman yang baik tentang penyebabnya dan cara mengatasinya, ibu dapat mencapai keseimbangan yang lebih baik dalam produksi ASI.
Penting untuk mengingat bahwa setiap tubuh dan setiap bayi unik, dan solusi yang efektif dapat bervariasi.
Jika menghadapi masalah hiperlaktasi, konsultasikan dengan penyedia layanan kesehatan untuk mendapatkan panduan yang sesuai dan mendukung kesehatan ibu dan bayi.
Sebagian isi artikel ini ditulis dengan menggunakan bantuan kecerdasan buatan.
Wapres Gibran Minta Sistem PPDB Zonasi Dihapuskan, Mendikdasmen Beri Jawaban 'Bulan Februari'
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Kirana Riyantika |
KOMENTAR