2. Evaluasi Status Nutrisi
Albumin juga berperan sebagai indikator status nutrisi seseorang. Kadar albumin yang rendah dapat mengindikasikan kekurangan nutrisi atau malnutrisi.
Pada kasus ini, pemeriksaan albumin membantu dokter untuk mengevaluasi keadaan gizi pasien dan merencanakan intervensi yang tepat.
3. Penyaringan Gangguan Ginjal
Albumin seharusnya tidak ditemukan dalam jumlah besar di dalam urine.
Pemeriksaan albumin dalam urine dapat membantu dalam mendeteksi adanya gangguan ginjal, terutama pada tahap awal penyakit ginjal kronis.
Kadar albumin yang tinggi dalam urine bisa menandakan kerusakan pada glomerulus, bagian kecil dari ginjal yang bertanggung jawab untuk menyaring zat-zat tertentu.
4. Pemantauan Pasien Diabetes
Pada pasien dengan diabetes, pemeriksaan albumin dapat menjadi alat penting untuk memantau komplikasi yang mungkin timbul akibat penyakit ini.
Kadar albumin dalam urine yang tinggi dapat mengindikasikan kerusakan pembuluh darah kecil di ginjal, yang seringkali terjadi pada penderita diabetes.
5. Evaluasi Penyakit Inflamasi dan Infeksi
Baca Juga: Biaya Operasi Gigi Bungsu Terbaru 2024, Apakah Ditanggung BPJS?
Kondisi inflamasi atau infeksi dalam tubuh dapat memengaruhi kadar albumin.
Oleh karena itu, pemeriksaan albumin dapat membantu dalam mengevaluasi sejauh mana tingkat peradangan atau infeksi yang mungkin sedang terjadi.
6. Menentukan Kondisi Kesehatan Umum
Pemeriksaan albumin sering kali digunakan sebagai bagian dari profil laboratorium umum untuk mengevaluasi kondisi kesehatan secara menyeluruh.
Hal ini membantu dokter untuk mendapatkan gambaran lebih lengkap tentang kesehatan pasien.
Penulis | : | Diah Puspita Ningrum |
Editor | : | Diah Puspita Ningrum |
KOMENTAR