Nakita.id - Berikut ini rangkuman materi Bab 4 pada PAI kelas XI Kurikulum Merdeka untuk peserta didik.
Bahasan pada Bab 4 yang dirangkum di sini adalah tentang syarat dakwah, metode dakwah, hingga dakwah dari Alquran.
Syarat dakwah seperti yang telah dilakukan oleh para rasul, yaitu sebagai berikut:
1. Satunya kata dengan perbuatan, sikap, perilaku dan tingkah lakunya benar-benar menjadi teladan (uswatun hasanah).
2. Memahami objek dakwahnya, sehingga dakwahnya tepat sasaran (Perhatikan isi kandungan Q.S. Ibrāhīm/14: 4), dan Hadis yang artinya:
"Berbicaralah kepada manusia sesuai kadar akal mereka,".
3. Memiliki keberanian dan ketegasan, namun tetap bijak dan santun dalam berdakwah.
Jalan yang dipilih adalah jalan tengah (tawasuth), damai, dan menenteramkan, meski tidak hilang sikap tegasnya.
4. Memiliki ketabahan dan kesabaran yang tinggi dalam menghadapi segala tantangan dan rintangan akibat dakwah yang dilakukan.
5. Menyadari dengan sepenuh hati bahwa tugasnya hanyalah menyampaikan, mengajak, dan menyeru, tentang hasilnya diserahkan sepenuhnya hanya kepada Allah SWT (Q.S. al-An’ām/6: 159).
6. Selalu berdoa kepada Allah SWT agar dakwahnya mencapai kesuksesan.
Sementara itu, perihal metode dakwah yang harus dilaksanakan, jika mengacu kepada Q.S. al-Nahl/16: 125, maka acuannya sebagai berikut:
1. Meluruskan niat, bahwa dakwah itu bertujuan hanya kepada Allah SWT, bukan kepentingan lain, tetapi hanya mencari ridha-Nya.
2. Dakwah itu harus bijak (hikmah), mengetahui betul kondisi umat/ jamaahnya, sehingga materi dan metode yang disampaikan tepat mengenai sararan.
3. Hindari cara-cara yang memaksa, menakutkan apalagi cara teror, tetapi kedepankan cara mau’idhah hasanah, yakni cara yang damai, indah, santun, menenteramkan dan menyenangkan, sehingga materi dakwah dapat masuk dalam relung hati yang paling dalam.
Hal ini, tentu tidak mudah, namun dengan bertambahnya pengalaman, serta selalu memperbaharui rujukan atau bacaan, maka capaian tersebut bukan hal yang mustahil.
4. Lakukan dakwah dengan cara ber-mujadalah, yakni melalui dialog, diskusi, bahkan boleh juga berdebat, tetapi tetap menggunakan cara yang beradab, berlandaskan etika diskusi yang baik, serta tidak melakukan debat kusir, apalagi mau menang sendiri.
Disebabkan objek dakwah itu manusia, yang memiliki unsur jasmani, akal dan jiwa, maka pendekatan dakwah yang dilakukan juga harus memperlakukan manusia secara utuh.
Karena itu, Alquran menggariskan ciri-ciri sebagai berikut:
1. Saat manusia mendapatkan puncak kesucian (saat menerima wahyu, atau hasil olah batin), Al-Qur’an membawa yang bersangkutan dalam situasi yang bersifat material (Perhatikan Q.S. Thāhā/20: 17, Q.S. alQiyāmah/75: 16, dan Q.S. al-Najm/53: 17).
2. Menggunakan benda-benda alam, meski ukurannya kecil, sebagai penghubung antara manusia dengan Allah SWT atau sebagai gambaran tentang sikap kejiwaannya (Perhatikan Q.S. az-Zumar/39: 5, Q.S. alBaqarah/2: 264).
3. Menekankan bahwa segala sesuatu yang terjadi di bawah kekuasaan, pengetahuan, dan pengaturan Allah SWT (Perhatikan Q.S. al-Anfāl/8: 17, Q.S. al-An’ām/6: 59, dan Q.S. ar-Ra’d/13: 15).
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR