3. Usia Ibu
Usia ibu juga dapat mempengaruhi kemungkinan bayi terlambat lahir.
Wanita yang hamil di usia 35 tahun ke atas memiliki risiko lebih tinggi untuk memiliki bayi terlambat lahir dibandingkan dengan wanita yang lebih muda.
4. Kondisi Kesehatan Ibu
Beberapa kondisi kesehatan ibu, seperti diabetes gestasional, tekanan darah tinggi, atau penyakit ginjal, dapat meningkatkan risiko bayi terlambat lahir.
Ini karena kondisi-kondisi tersebut dapat memengaruhi fungsi plasenta atau pertumbuhan janin.
5. Faktor Lingkungan
Beberapa faktor lingkungan, seperti polusi udara, paparan radiasi, atau paparan zat kimia tertentu, juga dapat memengaruhi waktu kelahiran bayi.
Paparan yang tinggi terhadap zat-zat ini dapat menyebabkan masalah pada sistem hormonal ibu, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi waktu kelahiran bayi.
6. Masalah Plasenta
Plasenta yang tidak berfungsi dengan baik atau terlalu kecil juga dapat menjadi penyebab bayi terlambat lahir.
Baca Juga: Tips Mengurangi Nyeri Kontraksi Jelang Melahirkan, Lebih Nyaman dan Tenang Selama Persalinan
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
Penulis | : | Diah Puspita Ningrum |
Editor | : | Diah Puspita Ningrum |
KOMENTAR