Ini memungkinkan fleksibilitas dalam memberikan ASI kepada bayi tanpa harus selalu ada di samping bayi.
ASI beku cenderung memiliki potensi perubahan kualitas yang lebih besar daripada ASI perah.
Ketika ASI dibekukan, ada kemungkinan bahwa beberapa nutrisi dan enzim penting mungkin mengalami degradasi. Namun, teknik pengolahan yang baik dapat membantu meminimalkan kerugian ini.
Kedua jenis ASI harus disimpan dengan kebersihan yang ketat dan aman untuk mencegah kontaminasi. ASI perah harus disimpan dalam wadah yang bersih dan steril.
Sementara, ASI beku harus disimpan dalam kantong atau botol yang tahan beku dan sesuai dengan petunjuk penyimpanan yang disarankan.
Pemberian ASI perah secara langsung dari payudara memungkinkan ikatan emosional yang kuat antara ibu dan bayi. Proses menyusui juga merangsang produksi hormon oksitosin yang memperkuat ikatan tersebut.
Namun, beberapa ibu mungkin mengalami kesulitan dalam menyusui langsung dan memilih memberikan ASI perah.
Keduanya, ASI perah dan ASI beku, memiliki keuntungan dan kekurangan masing-masing.
Penting bagi ibu untuk mempertimbangkan kebutuhan dan preferensi individu mereka, serta ketersediaan sumber daya yang dimiliki, ketika memilih antara kedua jenis ASI ini.
Yang terpenting, kebersihan, keamanan, dan kualitas nutrisi harus menjadi prioritas utama dalam memberikan ASI kepada bayi.
Konsultasikan dengan dokter atau konsultan laktasi untuk mendapatkan saran yang sesuai dengan kebutuhan spesifik untuk Moms dan bayi. Dengan begitu, Moms dapat memberikan nutrisi terbaik untuk pertumbuhan dan perkembangan optimal untuk Si Kecil. (*)
Baca Juga: Benarkah ASI di Payudara Bisa Basi Jika Tidak Dikeluarkan? Begini Fakta Sebenarnya
Penulis | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR