Nakita.id - Pemberian obat cacing di Posyandu menjadi sebuah agenda wajib untuk menjaga kesehatan anak.
Posyandu sebagai pusat kesehatan masyarakat di tingkat desa atau kelurahan, memainkan peran vital dalam menyediakan layanan kesehatan dasar.
Salah satunya pemberian obat cacing secara rutin.
Idealnya, pemberian obat cacing dilakukan 2 kali dalam satu tahun.
Atau 1 kali dalam 6 bulan.
Tujuan pemberian obat cacing ini tidak lain untuk menurunkan angka penyakit kecacingan pada anak.
Melansir dari berbagai sumber, berikut ini adalah jadwal dan aturan pemberian obat cacing di Posyandu.
Yuk simak!
Pemberian obat cacing di Posyandu diikuti ileh anak usia pra sekolah.
Yakni usia 12 - 59 bulan.
Sementara pemberian obat cacing usia 6-12 tahun dilaksanakan di sekolah.
Baca Juga: Contoh Jadwal dan Menu PMT di Posyandu yang Bisa Diterapkan di Rumah dengan Bahan Ekonomis
Obat cacing yang diberikan pada anak adalah jenis Albendazol.
Dosis untuk anak usia 1-2 tahun adalah 1/2 tablet.
Sementara untuk anak di atas 2 tahun diberikan 1 tablet.
Pemberian obat cacing pada anak dilakukan dengan cara sebagai berikut:
- Diberikan pada anak usia 1-12 tahun yang tampak sehat
- Obat cacing ditunda apabila anak demam atau sakit
- Obat cacing diberikan oleh petugas Puskesmas atau kader Posyandu
- Obat cacing diberikan setelah sarapan pagi
1. Gangguan Pencernaan
Salah satu gejala paling umum dari infestasi cacing pada anak adalah gangguan pencernaan.
Anak yang terinfeksi cacing sering mengalami diare, sembelit, atau gangguan pencernaan lainnya.
Baca Juga: Resep Cupcake Ayam Keju Gluten Free, Cocok untuk Kue PMT Balita yang Bisa Dibagikan di Posyandu
Diare dapat disertai dengan lendir atau darah, tergantung pada jenis cacing yang menyebabkan infeksi. Kondisi ini dapat membuat anak merasa tidak nyaman dan lemah.
2. Perut Kembung
Perut kembung atau perut buncit juga sering terjadi pada anak yang menderita cacingan.
Hal ini disebabkan oleh cacing yang hidup di dalam saluran pencernaan dan mengganggu proses pencernaan normal.
Perut kembung dapat menyebabkan rasa tidak nyaman dan membuat anak merasa tidak enak badan.
3. Nyeri Perut
Anak yang terinfeksi cacing juga sering mengalami nyeri perut, terutama di sekitar daerah perut atau pusar.
Nyeri perut dapat menjadi tanda bahwa cacing telah menyebabkan iritasi atau peradangan di dalam saluran pencernaan.
Nyeri ini biasanya terjadi secara sporadis dan dapat menjadi lebih parah setelah makan.
4. Kehilangan Nafsu Makan
Infestasi cacing juga dapat menyebabkan anak kehilangan nafsu makan atau merasa kenyang dengan cepat saat makan.
Baca Juga: Mengenal Posyandu Lansia, Penunjang Kesehatan Fisik dan Mental Orang-orang Lanjut Usia
Hal ini dapat menyebabkan penurunan berat badan, kelemahan, dan kekurangan nutrisi.
Kehilangan nafsu makan pada anak yang terus-menerus harus diperhatikan dan menjadi perhatian bagi orang tua.
5. Anemia
Salah satu komplikasi serius dari cacingan pada anak adalah anemia, yaitu kondisi kurangnya sel darah merah dalam tubuh.
Anemia dapat menyebabkan kelelahan, lemah, dan pucat pada anak. Anemia yang parah dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak serta mempengaruhi kinerja kognitifnya.
6. Gatal-gatal di Daerah Anus
Beberapa jenis cacing, seperti cacing tambang, dapat menyebabkan gejala gatal-gatal di sekitar daerah anus pada anak.
Gatal-gatal ini dapat menjadi sangat mengganggu dan menyebabkan rasa tidak nyaman pada anak.
Anak yang mengalami gatal-gatal di daerah anus seringkali menggaruknya, yang dapat menyebabkan iritasi kulit dan infeksi.
Baca Juga: Mengenal Posyandu Remaja Beserta Kegiatannya, Moms Wajib Tahu
Serunya Van Houten Baking Competition 2024, dari Online Challenge Jadi Final Offline
Penulis | : | Diah Puspita Ningrum |
Editor | : | Diah Puspita Ningrum |
KOMENTAR