Nakita.id - Kesehatan balita merupakan hal yang sangat penting bagi orangtua. Salah satu aspek penting yang harus diperhatikan adalah asupan zat besi.
Zat besi sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan anak, namun kekurangan zat besi pada balita seringkali tidak disadari secara langsung.
Ketahui tanda-tanda yang dapat mengindikasikan kekurangan zat besi pada balita, cara mendeteksinya, dan langkah-langkah yang bisa diambil untuk mengatasinya.
Zat besi merupakan mineral yang penting untuk pembentukan sel darah merah yang sehat. Pada balita, kebutuhan akan zat besi sangat tinggi karena masa pertumbuhan yang pesat.
Zat besi juga diperlukan untuk menjaga sistem kekebalan tubuh dan memastikan otak dan sistem saraf berkembang dengan baik.
1. Kulit Pucat: Kulit balita yang terlihat lebih pucat dari biasanya bisa menjadi tanda awal kekurangan zat besi. Perhatikan bagian bibir dan gusi yang mungkin terlihat lebih pucat dari biasanya.
2. Kelelahan yang Berlebihan: Balita yang tampak lelah atau lesu tanpa alasan yang jelas, meskipun sudah cukup istirahat, bisa jadi mengalami kekurangan zat besi.
3. Nafsu Makan Menurun: Kekurangan zat besi dapat memengaruhi nafsu makan balita. Mereka mungkin menolak makanan atau minuman tertentu, bahkan mungkin tampak tidak tertarik pada makanan sama sekali.
4. Perubahan Perilaku: Balita yang mengalami kekurangan zat besi mungkin menjadi mudah tersinggung, rewel, atau sulit berkonsentrasi.
Jika Moms mencurigai balita mengalami kekurangan zat besi, segera konsultasikan dengan dokter anak.
Dokter dapat melakukan tes darah untuk memeriksa kadar zat besi dan mengidentifikasi apakah ada kekurangan atau tidak.
Baca Juga: Normalkah Balita Tidak Mau Minum Air Putih? Ini Beberapa Penyebabnya
1. Peningkatan Asupan Zat Besi: Dokter mungkin merekomendasikan suplemen zat besi untuk balita.
Selain itu, pastikan anak mendapatkan makanan yang kaya akan zat besi, seperti daging merah, ayam, ikan, sayuran berdaun hijau, dan sereal yang diperkaya zat besi.
2. Perhatikan Kombinasi Makanan: Beberapa makanan atau minuman dapat menghambat penyerapan zat besi, seperti kafein dan kalsium.
Hindari memberikan makanan atau minuman ini bersamaan dengan makanan kaya zat besi.
3. Konsumsi Vitamin C: Vitamin C dapat membantu penyerapan zat besi. Berikan makanan yang kaya akan vitamin C seperti jeruk, stroberi, atau tomat bersamaan dengan makanan yang mengandung zat besi.
4. Konsultasikan dengan Dokter: Selalu konsultasikan dengan dokter sebelum memberikan suplemen atau mengubah pola makan balita.
Kekurangan zat besi pada balita dapat memiliki dampak serius pada kesehatan dan perkembangan mereka.
Penting bagi orangtua untuk mengenali tanda-tanda kekurangan zat besi dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mengatasinya.
Dengan pemantauan yang cermat dan perhatian terhadap pola makan, Moms dapat membantu memastikan balita tumbuh sehat dan kuat.
Jika Moms memiliki kekhawatiran tentang kekurangan zat besi pada balita, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter anak untuk saran dan perawatan yang tepat.
Sebagian isi artikel ini ditulis menggunakan teknologi kecerdasan buatan.
Penulis | : | Poetri Hanzani |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR