Tabloid-Nakita.com - Vagina berfungsi sebagai jembatan antara organ-organ reproduktif dan bagian luar tubuh. Keseimbangan pH (asam basa) dari vagina bersifat asam, yang mencegah infeksi terjadi. Lingkungan yang asam ini diciptakan oleh bakteri yang normal terjadi.
Vagina yang sehat memproduksi sekresi dalam bentuk cairan vagina atau keputihan. Fungsinya untuk membersihkan dan melembabkan, sama halnya dengan air liur yang membersihkan dan mengatur lingkungan dalam mulut. Selain itu juga membantu mencegah dan melawan infeksi. Warna, tekstur, dan volume cairan vagina yang keluar sangat bervariasi selama siklus menstruasi. Namun, perubahan dalam tekstur, warna, dan baunya, bisa menunjukkan adanya masalah.
Sebelum mengetahui ciri-ciri keputihan yang tidak wajar, Mama perlu mengetahui keputihan yang normal. Keputihan yang normal terlihat bening, putih agak keruh, atau kekuningan ketika sudah mengering di pakaian dalam. Kadang-kadang juga mengandung bercak-bercak putih yang encer dan berserabut. Saat lain bisa lengket, kental, atau elastis.
Tanda-tanda ini bisa berubah karena beberapa alasan, seperti siklus menstruasi, stres, diet, kehamilan, dan obat-obatan (termasuk pil KB). Menstruasi bisa memengaruhi lingkungan vagina. Misalnya, terasa sangat basah namun bening di sekitar pertengahan siklus. Keseimbangan asam basa vagina juga berfluktuasi selama siklus, dan tingkat keasamannya paling rendah pada hari-hari menjelang dan selama mens.
Namun, ada juga perubahan yang menjadi pertanda keputihan yang tidak normal. Perubahan warna dan jumlah cairan bisa merupakan tanda terjadinya infeksi vagina. Hal ini sebenarnya biasa terjadi; kebanyakan perempuan akan mengalami infeksi vagina dalam hidupnya.
Gejala-gejala infeksi vagina antara lain: perubahan aroma, warna (menjadi kehijauan atau abu-abu), tekstur (berbusa atau tampak seperti keju cottage), gatal, rasa panas saat berkemih, membengkak, atau memerah, juga berdarah atau meninggalkan bercak-bercak kemerahan. Selain itu, volumenya juga meningkat.
Nah, meskipun keputihan yang tidak normal biasa terjadi, tidak berarti boleh dibiarkan. Segera ke dokter untuk mendapatkan perawatannya ya, Mam.
(Dini/KidsHealth/Plan B Wellness)
4 Rekomendasi Susu Penggemuk Badan Anak yang Bisa Bikin Si Kecil Lebih Gemuk dan Sehat
KOMENTAR