Kondisi ini terjadi ketika sumsum tulang tidak dapat menghasilkan jumlah sel darah yang cukup untuk tubuh.
Anemia aplastik dapat memengaruhi sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan platelet.
Pertanyaan tentang apakah anemia aplastik dapat diturunkan kepada anak merupakan hal yang sering muncul di kalangan individu yang memiliki riwayat keluarga dengan kondisi ini.
Namun, perlu dipahami bahwa anemia aplastik umumnya tidak dianggap sebagai penyakit yang diturunkan secara genetik.
Kebanyakan kasus anemia aplastik tidak memiliki keterkaitan genetik yang jelas dan biasanya terjadi secara sporadis.
Faktor risiko utama yang diketahui terkait dengan anemia aplastik adalah paparan terhadap bahan kimia beracun, radiasi, obat-obatan tertentu, infeksi virus seperti virus Epstein-Barr, serta beberapa kondisi medis tertentu seperti sindrom Fanconi.
Meskipun terkadang anemia aplastik dapat terjadi secara sporadis tanpa faktor risiko yang jelas, namun kebanyakan kasus terkait dengan faktor lingkungan yang memicu terjadinya kondisi ini.
Anemia aplastik biasanya bukanlah penyakit yang diwariskan dari orang tua kepada anak.
Namun, dalam kasus yang sangat jarang, ada kemungkinan bahwa faktor genetik tertentu dapat berperan dalam perkembangan kondisi ini.
Beberapa kelainan genetik langka seperti sindrom Fanconi dapat meningkatkan risiko seseorang mengembangkan anemia aplastik.
Namun, kasus-kasus seperti ini sangat jarang terjadi dan hanya menyumbang sebagian kecil dari seluruh kasus anemia aplastik.
Baca Juga: Momen Babe Cabita Momong 2 Anak Jadi Sorotan Sebelum Tutup Usia
Sementara itu, penelitian tentang keterkaitan genetik anemia aplastik masih terus dilakukan untuk lebih memahami penyebabnya.
Namun, sampai saat ini, belum ada bukti yang kuat yang menunjukkan bahwa anemia aplastik secara konsisten diwariskan dari orang tua kepada anak.
Penting untuk diingat bahwa setiap kasus anemia aplastik dapat memiliki penyebab yang berbeda-beda, dan faktor-faktor lingkungan umumnya memiliki peran yang lebih besar dalam perkembangan kondisi ini daripada faktor genetik.
Meskipun demikian, jika seseorang memiliki riwayat keluarga dengan anemia aplastik, penting untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan untuk pemantauan dan penanganan yang tepat, terutama jika ada kekhawatiran tentang risiko yang mungkin ada pada generasi berikutnya.
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR