Nakita.id - Banyak yang bertanya setelah Babe Cabita meninggal dunia mengenai penyakit langka yang ia derita yaitu anemia aplastik.
Apakah anak Babe Cabita anemia aplastik karena keturunan dari sang ayah? Simak selengkapnya di sini.
Berita duka kembali menghiasi dunia hiburan Indonesia.
Komika Babe Cabita meninggal dunia pada Selasa (9/4/2024).
Kabar tersebut diungkapkan oleh sesama komika, Oki Rengga, melalui platform Instagram.
Dalam unggahannya di akun @okirengga33, Oki Rengga menulis,
"Innalillahi wa Inna Ilaihi rajiun, telah meninggal anak, adik, suami, ayah kami Priya Prayogra Pratama Bin Irsyad Tanjung (Babe Cabita), hari ini 9 April 2024 pukul 06.38 WIB di RS Mayapada Lebak Bulus Jakarta Selatan."
Babe Cabita dikenal meninggalkan seorang istri dan dua anak.
Babe Cabita lahir di Medan pada 5 Juni 1989.
Ia meraih gelar juara Stand Up Comedy Indonesia (SUCI) Kompas TV pada musim ketiga tahun 2012.
Pemeriksaan yang dilakukan pada Babe Cabita menunjukkan bahwa penyebab kematiannya adalah anemia aplastik.
Baca Juga: Babe Cabita Meninggal Dunia, Istri Bagikan Momen Sang Komika Sakit
Sebelumnya, dia menjalani pemeriksaan sedot sumsum tulang belakang untuk mengetahui penyebab kondisi kesehatannya.
Dari hasil pemeriksaan tersebut, disimpulkan bahwa Babe Cabita tidak terkena penyakit DBD atau leukemia, melainkan mengidap anemia aplastik.
Anemia aplastik adalah kondisi langka di mana tubuh berhenti memproduksi jumlah sel darah yang mencukupi.
Kondisi ini disebabkan oleh kerusakan sumsum tulang yang membuatnya tidak dapat menghasilkan sel darah yang cukup.
Meskipun jarang terjadi, anemia aplastik dapat mengancam nyawa dan memerlukan perawatan medis yang intensif.
Kehilangan Babe Cabita merupakan pukulan berat bagi dunia hiburan Indonesia.
Komedian yang memiliki gaya humor yang khas dan berhasil membuat banyak orang tertawa ini akan selalu dikenang oleh para penggemarnya.
Moms harus tahu kalau anemia aplastik Babe Cabita ini tidak boleh disepelekan
Penyakit langka Babe Cabita ini tentu jadi pertanyaan, apakah bisa menurun ke anak?
Mengingat dua anak Babe Cabita masih kecil dan masih panjang masa depannya.
Anemia aplastik adalah kondisi langka di mana tubuh berhenti memproduksi jumlah sel darah yang mencukupi.
Baca Juga: Babe Cabita Idap Penyakit Langka Anemia Aplastik Sebelum Meninggal Dunia
Kondisi ini terjadi ketika sumsum tulang tidak dapat menghasilkan jumlah sel darah yang cukup untuk tubuh.
Anemia aplastik dapat memengaruhi sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan platelet.
Pertanyaan tentang apakah anemia aplastik dapat diturunkan kepada anak merupakan hal yang sering muncul di kalangan individu yang memiliki riwayat keluarga dengan kondisi ini.
Namun, perlu dipahami bahwa anemia aplastik umumnya tidak dianggap sebagai penyakit yang diturunkan secara genetik.
Kebanyakan kasus anemia aplastik tidak memiliki keterkaitan genetik yang jelas dan biasanya terjadi secara sporadis.
Faktor risiko utama yang diketahui terkait dengan anemia aplastik adalah paparan terhadap bahan kimia beracun, radiasi, obat-obatan tertentu, infeksi virus seperti virus Epstein-Barr, serta beberapa kondisi medis tertentu seperti sindrom Fanconi.
Meskipun terkadang anemia aplastik dapat terjadi secara sporadis tanpa faktor risiko yang jelas, namun kebanyakan kasus terkait dengan faktor lingkungan yang memicu terjadinya kondisi ini.
Anemia aplastik biasanya bukanlah penyakit yang diwariskan dari orang tua kepada anak.
Namun, dalam kasus yang sangat jarang, ada kemungkinan bahwa faktor genetik tertentu dapat berperan dalam perkembangan kondisi ini.
Beberapa kelainan genetik langka seperti sindrom Fanconi dapat meningkatkan risiko seseorang mengembangkan anemia aplastik.
Namun, kasus-kasus seperti ini sangat jarang terjadi dan hanya menyumbang sebagian kecil dari seluruh kasus anemia aplastik.
Baca Juga: Momen Babe Cabita Momong 2 Anak Jadi Sorotan Sebelum Tutup Usia
Sementara itu, penelitian tentang keterkaitan genetik anemia aplastik masih terus dilakukan untuk lebih memahami penyebabnya.
Namun, sampai saat ini, belum ada bukti yang kuat yang menunjukkan bahwa anemia aplastik secara konsisten diwariskan dari orang tua kepada anak.
Penting untuk diingat bahwa setiap kasus anemia aplastik dapat memiliki penyebab yang berbeda-beda, dan faktor-faktor lingkungan umumnya memiliki peran yang lebih besar dalam perkembangan kondisi ini daripada faktor genetik.
Meskipun demikian, jika seseorang memiliki riwayat keluarga dengan anemia aplastik, penting untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan untuk pemantauan dan penanganan yang tepat, terutama jika ada kekhawatiran tentang risiko yang mungkin ada pada generasi berikutnya.
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR