Nakita.id - Terlihat sehat dan fit, siapa sangka aktris Erika Carlina melawan penyakit autoimun sejak 3 tahun yang lalu.
Kisahnya dibagikan di akun TikTok-nya dan ramai diperbincangkan publik.
"Sudah tiga tahun aku berjuang dengan penyakit autoimunku. Dan sekarang, baru merasakan gejala itu lagi," tulis Erika Carlina pada unggahan Selasa (16/4/2024).
Erika menceritakan bahwa gejala yang dialaminya adalah kesemutan dan juga botak pada beberapa sisi rambut di kepalanya.
"Gejalanya beda, tergantung jenis autoimun. Kalau yang menyerang tubuhku, otak bisa kesemutan dan kepala botak," ucap Erika Carlina.
Erika Carlina melampirkan beberapa foto yang menampilkan kondisi kepalanya. Tampak di beberapa sisi memang terlihat botak.
Dari yang ia alami, Erika menyampaikan bahwa siapapun tidak boleh meremehkan penyakit autoimun dan gejalanya.
Terlebih, gejalanya tidak terlihat, tidak seperti orang sakit.
"Karena memang tidak seperti orang sakit," jelasnya.
Erika Carlina juga berharap agar mereka yang mengidap autoimun tidak menyembunyikan penyakitnya.
Karena orang lain mungkin bisa menyadari munculnya gejala dan segera memberikan pertolongan.
Baca Juga: Babe Cabita Idap Penyakit Langka Anemia Aplastik Sebelum Meninggal Dunia
"But please temen temen, jangan pernah anggep remeh autoimmune, Kalo kamu memang pengidap minta tolong orang sekitarmu untuk menyadari dulu bahaya dari autoimmune ini di diri kamu biar kamu dan sekitarmu lebih aware once the symptoms coming back," tulis Erika.
Dari yang dialami Erika Carlina, tentu banyak yang bertanya apa saja penyebab terjadinya autoimun.
Penyakit autoimun terjadi ketika sistem kekebalan tubuh salah mengidentifikasi jaringan sehat dalam tubuh sebagai ancaman dan menyerangnya.
Ini dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan yang melibatkan berbagai sistem tubuh.
Mengutip dari berbagai sumber, berikut penyebab yang mungkin menyebabkan terjadinya kondisi autoimun.
Faktor genetik memainkan peran penting dalam perkembangan penyakit autoimun.
Seseorang yang memiliki riwayat keluarga dengan riwayat penyakit autoimun memiliki risiko lebih tinggi untuk mengembangkan kondisi serupa.
Meskipun gen tunggal jarang menjadi penyebab tunggal penyakit autoimun, kerentanan genetik dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami reaksi autoimun terhadap faktor lingkungan tertentu.
Faktor lingkungan seperti infeksi virus, bakteri, dan paparan toksin atau zat kimia tertentu dapat memicu respons autoimun pada individu yang rentan. B
eberapa penyakit autoimun diketahui terkait dengan infeksi virus tertentu, seperti virus Epstein-Barr yang terkait dengan lupus eritematosus sistemik (SLE).
Perubahan hormon dalam tubuh juga dapat memainkan peran dalam perkembangan penyakit autoimun.
Misalnya, wanita memiliki risiko lebih tinggi untuk mengembangkan penyakit autoimun daripada pria.
Biasanya ini terkait dengan perubahan hormonal yang terjadi selama kehamilan, menstruasi, dan menopause.
Sistem kekebalan tubuh sangat dipengaruhi oleh kesehatan usus dan komposisi mikroba dalam saluran pencernaan.
Ketidakseimbangan bakteri baik dan buruk dalam usus, yang dikenal sebagai disbiosis, dapat memicu reaksi autoimun.
Penelitian juga menunjukkan hubungan antara gangguan usus seperti sindrom usus bocor dan perkembangan penyakit autoimun.
Trauma fisik atau emosional dapat memicu respon autoimun dalam beberapa kasus.
Stress kronis dapat mengganggu keseimbangan sistem kekebalan tubuh dan memicu peradangan.
Kemudian pada gilirannya dapat memperburuk kondisi autoimun.
Beberapa kondisi autoimun dapat berkembang sebagai hasil dari reaksi hipersensitivitas tubuh terhadap antigen tertentu.
Sistem kekebalan tubuh melepaskan antibodi yang menyerang jaringan sehat dalam tubuh.
Hal ini dapat menyebabkan peradangan dan kerusakan.
Dengan berbagai kemungkinan penyebab tersebut, diharapkan kita dapat lebih mawas diri dan memiliki gaya hidup sehat untuk mencegah terjadinya autoimun.
Baca Juga: Kenali Gejala Penyakit Autoimun Kulit, Penyebab dan Cara Mengobatinya
National Geographic Indonesia: Dua Dekade Kisah Pelestarian Alam dan Budaya Nusantara
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR