Namun, tindakan ini hanya akan membuat anak semakin gelisah dan memperpanjang tantrumnya.
Tantrum dapat dipicu oleh berbagai faktor, seperti kelelahan, kelaparan, atau keinginan untuk mendapatkan perhatian.
Orang tua yang tidak dapat mengidentifikasi penyebab tantrum mungkin cenderung menanggapi dengan cara yang salah.
Misalnya dengan memberikan hadiah atau permen untuk menenangkan anak tanpa memahami akar penyebab perilaku tersebut.
Ketidakkonsistenan dalam penerapan disiplin juga dapat menyebabkan orang tua salah menangani tantrum anak.
Jika aturan dan batasan tidak konsisten diterapkan, anak mungkin akan merasa bingung dan frustasi, yang dapat meningkatkan kemungkinan tantrum terjadi.
Anak-anak belajar dari apa yang mereka lihat dan alami.
Jika orang tua sering menggunakan perilaku agresif atau emosional dalam menangani konflik atau stres, anak mungkin meniru perilaku tersebut saat mereka merasa frustrasi atau marah.
Menghadapi tantrum anak merupakan tantangan bagi setiap orang tua.
Namun, dengan memahami penyebab umum yang menyebabkan orang tua salah menangani tantrum, mereka dapat belajar untuk lebih sabar, empatik, dan responsif terhadap kebutuhan dan perasaan anak mereka.
Komunikasi terbuka, kesabaran, dan konsistensi dalam penerapan disiplin adalah kunci untuk mengatasi tantrum anak dengan efektif dan membangun hubungan yang sehat antara orang tua dan anak.
Baca Juga: Berperan Sama untuk si Kecil, Ini Manfaat Kehadiran Ayah Saat Anak Tantrum
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR