Nakita.id - Setiap tanggal 5 Mei diperingati sebagai Hari Bidan Sedunia.
Dirayakan sejak 1992, Hari Bidan Sedunia dirayakan untuk menghormati pekerjaan bidan.
Juga, meningkatkan kesadaran tentang pentingnya profesi bidan dalam memberikan bantuan atas kelahiran seorang bayi dan keselamatan ibunya.
Sebagai garda terdepan untuk kebutuhan maternal dan neonatal, seorang bidan dikatakan harus siap menghadap perubahan iklim yang terjadi di daerah tempatnya bertugas.
Mengutip laman resmi United Nations Population Funds (UNFPA), riset menunjukkan bahwa suhu panas yang ekstrem dapat menimbulkan komplikasi kehamilan.
Bahkan, dapat menyebabkan kesehatan ibu hamil semakin memburuk, termasuk kelahiran prematur dan keguguran.
Untuk itulah, tema Hari Bidan Sedunia tahun 2024 adalah "Peran Bidan di Perubahan Iklim".
Namun, peran-peran yang dilakukan bidan tentu tidak bisa dilakukan sendirian.
Sehingga, membutuhkan peran-peran dari berbagai stakeholder seperti UNFPA, sebuah lembaga di bawah otoritas Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) yang bergerak di bidang kesehatan seksual dan reproduksi.
Langkah pertama sebelum para bidan siap menghadapi perubahan iklim adalah dengan meningkatkan kesejahteraannya terlebih dahulu.
Berikut penjelasan selengkapnya.
Baca Juga: Ciptakan Keluarga Sehat Anak Berprestasi, Simpan Daftar Kontak Bidan Persalinan 24 Jam di Tangerang
Indonesia adalah negara yang sangat luas, dimana bidan sangat mudah ditemukan.
Terutama, di daerah-daerah terpencil dimana akses menuju bidan sangat dibutuhkan.
Elvira Liyanto mengatakan, terkait peningkatan kesejahteraan para bidan di Indonesia ini tentu sudah dilakukan advokasi ke pihak-pihak terkait akan bagaimana mereka juga didukung dalam sistem kesehatan yang lebih luas.
"Jadi, mereka tidak hanya ditempatkan di daerah terpencil, tetapi harus didukung juga dengan adanya ketersediaan sarana, prasarana, dan juga kompensasi yang layak," sebut Elvira saat diwawancarai Nakita, Kamis (2/5/2024).
Kemudian, apabila di daerah tersebut terdapat akses bidan yang dianggap kurang mencukupi, UNFPA tidak secara langsung memengaruhi kebijakan untuk menambah jumlah tenaga bidan di sana.
"Kami (UNFPA) bekerja dengan melakukan analisis kesehatan di daerah tersebut. Mulai dari kebutuhan layanannya hingga jumlah tenaga bidan sudah mencukupi atau belum.
Kemudian dari situ, kita komunikasikan dan advokasikan ke pemerintah, terutama pemerintah daerah," lanjut Elvira.
Elvira yang saat ini menjabat sebagai Maternal Health Programme Analyst, UNFPA Indonesia ini menjelaskan bahwa pemerintah daerah adalah pihak yang berwenang untuk menambah ataupun merekrut tenaga bidan.
"Jadi, kami hanya melalui advokasi juga melalui dukungan teknis dengan melakukan analisis.
Sehingga kebutuhan (bidan) di daerah terpencil bisa terpenuhi," katanya.
Baca Juga: BERITA POPULER: Rekomendasi Mesin Cuci 1 Tabung hingga Kisaran Biaya Kuret di Bidan dan Rumah Sakit
Moms harus tahu, PONED adalah singkatan dari Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar.
PONED sendiri ditemukan di fasilitas kesehatan tingkat pertama, seperti puskesmas.
Sedangkan, PONEK adalah singkatan dari Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif.
PONEK umumnya ditemukan di rumah sakit umum daerah (RSUD) di masing-masing kota/kabupaten maupun provinsi.
"UNFPA sudah melakukan dan terus melakukan revitalisasi juga update pedoman-pedoman bersama Kementerian Kesehatan berdasarkan international guidelines," ungkap Elvira.
"Kemudian juga, terus mendukung pelatihan khususnya untuk bidan," tambahnya.
Elvira menceritakan bahwa UNFPA pernah bekerja dengan salah satu kabupaten di Indonesia, dimana bidan di sana jumlahnya ada banyak tetapi kemampuannya belum mencapai standar yang diharapkan.
"Akhirnya, kita adakan sesi-sesi seperti on-the-job training untuk teman-teman bidan," ucapnya.
"(Sesi ini) untuk memastikan mereka siap dan dapat respon kejadian-kejadian gawat darurat jika ibu hamil datang ke suatu fasilitas kesehatan.
Kemudian, bisa mendapatkan pelayanan yang tepat waktu juga sesuai standar sehingga menghindarkan ibu dan anaknya dari kematian," tutupnya.
Semoga informasi di atas bermanfaat.
Baca Juga: Ternyata Tidak Murah, Ini Kisaran Biaya Kuret di Bidan dan Rumah Sakit Tanpa BPJS Kesehatan
Penulis | : | Shannon Leonette |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR