“Jadi, cita-citanya lebih berkaitan dengan hal-hal yang imajinatif. Belum riil,” ucap Alfa menegaskan.
Kemudian, pada usia SD juga relatif masih belum benar-benar paham profesi yang ada itu apa saja.
Biasanya lebih karena sesuatu yang familiar di sekitarnya atau konsekuensi yang menarik seperti banyak mendapat uang.
Alfa mencontohkan ketika ada orang tua yang mendorong anak untuk menjadi pebisnis karena banyak uang, sehingga keluar kata-kata anak yang mau menjadi pebisnis.
Atau, contoh lainnya adalah ternyata ibu atau ayahnya ternyata dokter, sehingga anak mau jadi dokter.
“Atau bahkan, ada juga yang mau jadi presiden karena yang paling bisa memimpin. Tapi, itu juga masih belum riil,” katanya menambahkan.
Namun memasuki usia remaja, psikolog yang saat ini berpraktik di Insight Psikologi menyebut bahwa kemampuan berpikirnya sudah lebih kompleks termasuk dalam mengenal dirinya.
Sehingga, sudah bisa lebih mengenal apa yang disukai anak dan apa yang tidak disukai anak.
“Akan tetapi, biasanya anak usia SMP itu juga masih labil.
Biasanya cita-citanya ada empat atau lima, jadi dia masih mengeksplor,” katanya menerangkan.
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
Penulis | : | Shannon Leonette |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR