Dari hasil observasi, Nira harus ditangani dengan melakukan operasi pada bagian leher.
Setelah operasi leher dilakukan, RS Oen Solo kembali menemukan adanya infeksi pada saluran pernafasan.
Untuk masalah ini, harus dilakukan operasi torakotomi.
Operasi yang dilakukan pada Selasa (30/2/2024) berhasil dilakukan, namun pasien harus menjalani perawatan di ICU dengan menggunakan alat bantu pernafasan.
“Setelah alat bantu pernafasan dipasang, istri saya mengalami ketergantungan pada alat tersebut. Pihak rumah sakit kemudian menyarankan untuk membuat lubang penafasan di leher atau trakeostomi,” sebut Davin.
Pasca operasi trakeostomi kondisi Nira mengalami kemajuan, bahkan sempat melaksanakan lebaran berssma keluarga, meski dengan okndisi kesulitan bicara.
Untuk makan pun Nira harus melakuakn melalui selang.
“Tidak bisa ngomong karena di leher terpasang selang pernafasan, makan juga lewat selang,” kata dia.
Kondisi Nira yang mulai membaik bertahan hingga pada Rabu (20/4/2024), saat dia mengalami penurunan kondisi dan kembali dirawat di RS dr Oen Solo.
Baca Juga: Biaya Cabut Gigi di Bungsu di Puskesmas dan Rumah Sakit, Mahal?
Berat badan Nira juga terus menurun hingga tersisa 27 kilogram.
“Pada tanggal 27 April, istri saya mengembuskan nafas terakhir di RS dr Oen Solo,” ucapnya.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR