Nakita.id - Stunting, atau kondisi terhambatnya pertumbuhan anak sehingga tinggi badannya lebih rendah dari standar usianya, adalah masalah kesehatan yang serius dan kompleks.
Salah satu faktor penyebab utama stunting adalah kurangnya pendidikan ibu.
Mengutip dari WebMD, berikut ini akan menjelaskan mengapa stunting lebih sering terjadi pada anak dari ibu yang kurang pendidikan, serta dampak dari kondisi ini.
Kurangnya Pengetahuan: Ibu yang kurang berpendidikan cenderung memiliki pengetahuan yang terbatas tentang kebutuhan gizi anak. Mereka mungkin tidak tahu tentang pentingnya asupan makanan yang seimbang dan bergizi, serta praktek pemberian makan yang benar.
Dampak: Anak-anak mungkin tidak mendapatkan nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan optimal, yang dapat menyebabkan stunting.
Akses Terbatas: Ibu dengan pendidikan rendah mungkin tidak memiliki akses yang memadai terhadap informasi kesehatan dan layanan medis. Mereka mungkin tidak tahu tentang pentingnya pemeriksaan kesehatan rutin untuk anak dan imunisasi.
Dampak: Anak-anak lebih rentan terhadap penyakit yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan mereka, yang pada akhirnya dapat menyebabkan stunting.
Keterbatasan Ekonomi: Ibu yang kurang berpendidikan sering kali berada dalam kondisi ekonomi yang kurang memadai, yang dapat membatasi kemampuan mereka untuk menyediakan makanan bergizi dan perawatan kesehatan yang baik untuk anak-anak mereka.
Dampak: Anak-anak dari keluarga miskin cenderung mengalami kekurangan gizi dan kondisi hidup yang tidak sehat, yang berkontribusi pada stunting.
Kurangnya Praktek Pengasuhan yang Tepat: Pendidikan ibu sangat mempengaruhi praktek pengasuhan anak. Ibu yang kurang berpendidikan mungkin kurang memahami pentingnya pola makan yang tepat, kebersihan, dan stimulasi dini bagi anak.
Dampak: Anak-anak yang tidak mendapatkan pengasuhan yang memadai berisiko lebih tinggi mengalami stunting karena tidak terpenuhinya kebutuhan dasar untuk pertumbuhan dan perkembangan.
Baca Juga: Pengaruh Stunting pada Kemampuan Berpikir Anak yang Harus Ditangani
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR