Nakita.id - Tuntutan pekerjaan, kehidupan pribadi, dan berbagai tekanan sosial dapat menyebabkan tingkat stres yang tinggi.
Salah satu dampak yang kurang diketahui dari stres adalah kemampuannya untuk mempengaruhi siklus menstruasi wanita.
Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang bagaimana stres dapat menyebabkan telat haid, mekanisme yang terlibat, dan cara mengelola stres untuk menjaga siklus menstruasi tetap teratur.
Sebelum membahas bagaimana stres mempengaruhi siklus menstruasi, penting untuk memahami bagaimana siklus menstruasi bekerja.
Siklus menstruasi rata-rata berlangsung selama 28 hari, meskipun siklus yang normal dapat berkisar antara 21 hingga 35 hari.
Siklus ini diatur oleh hormon yang diproduksi oleh otak dan ovarium.
Siklus dimulai dengan fase folikular, di mana hormon estrogen meningkat, merangsang pertumbuhan folikel di ovarium.
Pada pertengahan siklus, lonjakan hormon luteinizing (LH) menyebabkan ovulasi, yaitu pelepasan sel telur dari ovarium.
Setelah ovulasi, fase luteal dimulai, di mana hormon progesteron meningkat untuk mempersiapkan rahim bagi kemungkinan kehamilan.
Jika tidak terjadi kehamilan, kadar hormon menurun, menyebabkan peluruhan lapisan rahim dan memulai menstruasi.
Stres dapat mempengaruhi siklus menstruasi melalui beberapa mekanisme biologis.
Baca Juga: 5 Tanda Telat Haid yang Dikarenakan oleh Kehamilan, Wajib Tahu!
Semaja Hadirkan Menu 'Eastern Heritage' Karya Chef Glenn Erari, Jelajah Ragam Cita Rasa dari Wilayah Timur Indonesia
Penulis | : | Kirana Riyantika |
Editor | : | Kirana Riyantika |
KOMENTAR