Nakita.id – Air susu ibu (ASI) adalah sumber nutrisi terbaik bagi bayi.
Dalam pemberiannya, ada kalanya Moms mungkin memerah ASI dan menyimpannya terlebih dahulu.
Namun, tahukah Moms kalau saat ASI diperah dan disimpan, penting untuk memastikan ASI tersebut tetap dalam kondisi baik dan aman untuk dikonsumsi?
Ya, jangan sampai Moms memberikan ASI perah yang basi untuk Si Kecil.
Pasalnya, ASI perah yang basi tidak hanya kehilangan nilai gizi, tetapi juga dapat menyebabkan masalah kesehatan bagi bayi.
Tapi, seperti apa ya ciri-ciri ASI perah basi?
Berikut ini penjelasan dan cara mengidentifikasinya.
Melansir dari berbagai sumber, inilah ciri-ciri ASI perah yang sudah basi yang perlu Moms ketahui.
Salah satu ciri utama ASI perah yang sudah basi adalah bau yang tidak sedap.
ASI segar memiliki aroma yang lembut dan manis, sementara ASI yang sudah basi akan berbau tengik atau asam.
Jika mencium bau yang mencurigakan dari ASI perah, sebaiknya jangan diberikan kepada bayi.
Baca Juga: Fungsi Breast Pad untuk Ibu Menyusui, Hanya Buat ASI Rembes Saja?
Warna ASI bisa bervariasi dari putih kebiruan hingga kuning kekuningan, tergantung pada diet ibu dan waktu pemerahan.
Namun, jika ASI berubah menjadi warna yang tidak biasa seperti coklat, hijau, atau merah, ini bisa menjadi indikasi bahwa ASI tersebut sudah tidak layak konsumsi.
ASI perah yang sudah basi sering kali mengalami perubahan tekstur.
ASI segar akan tercampur dengan baik setelah dikocok, sementara ASI basi mungkin terlihat terpisah dan tidak menyatu meskipun sudah dikocok.
Jika ASI terlihat menggumpal atau memiliki endapan yang tidak larut, sebaiknya jangan digunakan.
Jika tidak yakin dengan kondisi ASI perah, cobalah untuk mencicipinya sedikit. ASI segar memiliki rasa yang manis dan lembut.
Jika ASI terasa asam atau pahit, ini adalah tanda jelas bahwa ASI sudah basi dan tidak layak diberikan kepada bayi.
Lamanya waktu penyimpanan juga dapat mempengaruhi kualitas ASI perah.
ASI yang disimpan di suhu ruangan sebaiknya tidak lebih dari 4 jam, di lemari es maksimal 4 hari, dan di freezer hingga 6 bulan.
Penyimpanan lebih lama dari waktu yang disarankan bisa menyebabkan ASI menjadi basi.
Ada beberapa cara yang bisa Moms lakukan untuk memastikan apakah ASI perah masih segar atau tidak. Berikut ini langkah-langkahnya:
Baca Juga: Daftar Makanan yang Bisa Memperlancar ASI Busui, Wajib Konsumsi!
Gunakan wadah penyimpanan yang steril dan kedap udara untuk menyimpan ASI.
Hindari menggunakan botol yang terbuat dari plastik yang mengandung BPA, karena bahan kimia ini bisa larut ke dalam ASI dan membahayakan kesehatan bayi.
Pastikan untuk selalu memberi label dengan tanggal dan waktu pemerahan pada setiap wadah ASI.
Ini akan memudahkan Moms untuk memantau durasi penyimpanan dan memastikan ASI yang diberikan kepada bayi masih dalam kondisi segar.
Suhu penyimpanan sangat penting untuk menjaga kesegaran ASI. ASI yang disimpan di suhu ruangan sebaiknya tidak lebih dari 4 jam.
Jika disimpan di lemari es, suhu optimal adalah 4°C atau lebih rendah. Untuk penyimpanan lebih lama, simpan ASI di dalam freezer dengan suhu -18°C atau lebih rendah.
Saat akan memberikan ASI perah kepada bayi, panaskan dengan cara merendam botol ASI dalam air hangat.
Hindari memanaskan ASI langsung di atas kompor atau menggunakan microwave, karena panas yang tidak merata dapat merusak kandungan nutrisi dalam ASI dan menyebabkan beberapa bagian ASI menjadi terlalu panas.
Memastikan ASI perah tetap dalam kondisi baik adalah hal yang penting untuk kesehatan dan keselamatan bayi.
Mengenali ciri-ciri ASI perah yang sudah basi seperti bau tidak sedap, perubahan warna, tekstur yang aneh, rasa yang asam atau pahit, serta memerhatikan durasi penyimpanan dapat membantu Moms menjaga kualitas ASI.
Dengan penyimpanan yang tepat dan cara pemanasan yang benar, Moms dapat memastikan bahwa ASI perah yang diberikan kepada bayi tetap segar dan bernutrisi tinggi. (*)
Baca Juga: 5 Manfaat Susu Kacang Almond untuk Ibu Menyusui Serta Nutrisinya
Serunya Van Houten Baking Competition 2024, dari Online Challenge Jadi Final Offline
Penulis | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR