Nakita.id - Masa menyusui adalah periode penting bagi Moms dan bayi, di mana nutrisi yang dikonsumsi oleh Moms secara langsung mempengaruhi kualitas ASI dan kesehatan bayi.
Salah satu topik yang sering diperdebatkan adalah apakah ibu menyusui boleh mengonsumsi makanan mentah.
Makanan mentah, seperti sushi, steak tartare, atau salad dengan bahan-bahan yang belum dimasak, memang populer bagi sebagian orang, namun ada beberapa risiko yang perlu dipertimbangkan khususnya bagi ibu menyusui.
1. Infeksi Bakteri dan Parasit
Makanan mentah dapat mengandung bakteri berbahaya seperti Salmonella, E. coli, dan Listeria, serta parasit seperti Toxoplasma gondii. Infeksi ini tidak hanya membahayakan kesehatan ibu, tetapi juga dapat mempengaruhi kualitas ASI dan kesehatan bayi yang disusui.
2. Kontaminasi Kimia
Beberapa makanan mentah, terutama ikan dan makanan laut, mungkin terkontaminasi oleh bahan kimia berbahaya seperti merkuri dan PCB (polychlorinated biphenyls). Kontaminasi ini bisa berdampak negatif pada perkembangan saraf bayi.
3. Reaksi Alergi
Mengonsumsi makanan mentah dapat meningkatkan risiko reaksi alergi, baik bagi ibu maupun bayi yang disusui. Beberapa makanan mentah, seperti seafood dan kacang-kacangan, dikenal sebagai alergen yang umum.
1. Pemilihan Makanan yang Aman: Jika ibu menyusui ingin mengonsumsi makanan mentah, penting untuk memastikan bahwa makanan tersebut berasal dari sumber yang terpercaya dan telah melewati proses penanganan yang higienis. Misalnya, memilih sushi dari restoran yang memiliki standar kebersihan tinggi.
2. Mencuci Sayuran dan Buah dengan Baik: Untuk konsumsi sayuran dan buah-buahan mentah, pastikan untuk mencucinya dengan baik di bawah air mengalir untuk mengurangi risiko kontaminasi pestisida dan bakteri.
Baca Juga: Nita Vior Terpapar Virus Usai Sang Ibu Makan Makanan Mentah saat Hamil
Berikan Pengetahuan Mengenai Produksi Pakaian Dalam dengan Cara Edukatif, Rider Resmikan Establishment Underwear Factory di KidZania Jakarta
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR