Tabloid-Nakita.com - Hamil di luar kandungan punya istilah medis kehamilan ektopik. Pada kehamilan yang normal, pertemuan antara sel telur dan sperma terjadi di saluran telur. Setelah pembuahan terjadi, seharusnya hasil pembuahan ini berjalan menuju rongga rahim.
"Tapi pada kasus hamil di luar kandungan, hasil pembuahan tidak bisa mencapai rahim atau macet dan menetap di saluran telur atau tempat lainnya dalam perut Mama, misalnya di leher rahim, dalam rongga perut, atau di indung telur," papar dr. Amelia Wahyuni, SpOG, dari RSB Kartini Ciledug, Tangerang.
Otomatis, janin memiliki kemungkinan yang sangat kecil untuk dapat bertahan hidup. Biasanya kehamilan di luar kandungan hanya bertahan 5-10 minggu. Kehamilan seperti ini tidak bisa diselamatkan sehingga sering terjadi keguguran. Namun, pada sejumlah kondisi kecil, contoh pada kehamilan abdominal, ada juga janin yang bisa bertahan hingga masa persalinan dan persalinannya dilakukan dengan cara caesar.
Pastinya, Mama yang mengalami kehamilan di luar kandungan butuh pertolongan medis secepatnya. Jika dibiarkan, kondisi ini sangat berbahaya dan dapat mengancam nyawa Mama karena kehamilan di luar kandungan bisa menyebabkan perdarahan dalam rongga perut. Perdarahan dalam ini lebih berbahaya dibandingkan perdarahan keluar.
Infeksi tuba fallopi
Kehamilan di luar kandungan bisa disebabkan berbagai faktor. Namun, yang paling sering adalah infeksi pada tuba fallopi (saluran yang menghubungkan indung telur dan rahim), dan adanya kerusakan di saluran telur yang membuat embrio tidak bisa menuju ke rahim. Pada beberapa kasus, ada kemungkinan penyebabnya ialah kesalahan salah satu jenis hormon pengaturan yang berperan dalam hal ini, sehingga perjalanan hasil pembuahan tidak lancar alias mengalami hambatan.
Semua perempuan berisiko mengalami kehamilan di luar kandungan. Hanya saja, risiko kehamilan di luar kandungan meningkat pada Mama yang memiliki riwayat kehamilan di luar kandungan sebelumnya, pernah mengalami operasi pembedahan pada daerah sekitar tuba fallopi, ada kelainan kongenital pada tuba fallopi, memiliki riwayat PMS (penyakit menular seksual), dan risiko meningkat pada yang pernah aborsi berulang.
Saat usia kehamilan mencapai 6-10 minggu, Mama dengan kehamilan di luar kandungan akan mengalami sakit mendadak pada salah satu panggul, perdarahan vagina di luar jadwal menstruasi, nyeri yang sangat di daerah perut bagian bawah, hingga bisa sampai pingsan, terlihat pucat, tekanan darah rendah, namun denyut nadi meningkat.
(Ika Nurul Syifa)
Social Bella 2024, Dorong Inovasi dan Transformasi Strategis Industri Kecantikan Indonesia
KOMENTAR