Nakita.id - Stunting adalah kondisi di mana tinggi badan anak lebih rendah dari standar usianya akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang.
Di Indonesia, masalah stunting menjadi perhatian serius karena dampaknya terhadap kesehatan dan perkembangan anak-anak.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes) secara rutin memantau dan melaporkan data terkait prevalensi stunting untuk mengevaluasi program penanganan dan pencegahan stunting. Berikut adalah gambaran angka stunting di Indonesia menurut data Kemenkes terbaru.
Menurut laporan Kemenkes, prevalensi stunting di Indonesia menunjukkan tren penurunan dalam beberapa tahun terakhir.
Data terbaru yang dirilis oleh Kemenkes pada tahun 2023 menunjukkan angka prevalensi stunting sebesar 21,6%.
Ini adalah penurunan signifikan dibandingkan dengan angka prevalensi tahun-tahun sebelumnya yang mencapai sekitar 27,7% pada tahun 2019.
Prevalensi stunting di Indonesia bervariasi antar wilayah. Beberapa daerah memiliki angka stunting yang lebih tinggi dibandingkan dengan daerah lain.
Berikut adalah beberapa wilayah dengan prevalensi stunting yang tinggi dan rendah berdasarkan data Kemenkes:
1. Wilayah dengan Prevalensi Tinggi:
Nusa Tenggara Timur (NTT): NTT consistently has one of the highest stunting rates in Indonesia. In 2023, the prevalence rate was above the national average.
Papua: This region also reports high stunting rates due to challenges in access to nutrition and health services.
Baca Juga: Mengapa Stunting Harus Ditangani Kemenkes dan Pemerintah Terkait?
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR