Nakita.id - Azriel Hermansyah menuturkan kalau dia mengalami bullying semenjak SD hingga duduk di bangku SMA.
Azriel Hermansyah, anak kedua Anang Hermansyah dan Krisdayanti mengaku dibully karena perceraian orang tuanya.
Hal ini disampaikan oleh Azriel dalam kanal youtube 'Denny Sumarogo' belum lama ini.
Azriel mengaku dibully sejak duduk di bangku SD hingga SMA.
"Setelah yang kejadian 2009, jadi kalau ngomongin bully itu aku dari SD SMP SMA itu di-bully semua mengenai isu orang tua," kata Azriel Hermansyah.
Azriel mendapatkan bullyan lebih keras ketika sang ayah merilis lagu berjudul 'Separuh Jiwaku Pergi'
Azriel diolok-olok dengan gerakan tanda silang yang menjadi trademark Anang Hermansyah kala itu.
"Jadi mereka pas gua datang sekolah udah gini (silang) semua nih tangannya di sekolah," bebernya.
Kekasih Sarah Menzel ini mengaku tidak nyaman, apalagi ketika nama ayahnya dibawa-bawa.
"Aku enggak nyaman, omongan di belakang, panggil-panggil nama bokap. Apalagi kakak kelas yang senioritas," kata Azriel.
"Ada trauma tersendiri," tukasnya.
Baca Juga: Putri Cantik Kajol Dibully Netizen, Ini Tanggapan Menusuk Sang Ibu
Bullying atau perundungan adalah masalah serius yang dapat memengaruhi kesejahteraan mental dan emosional anak.
Ketika anak menjadi korban bully, penting bagi orang tua untuk mengambil sikap yang tepat untuk memberikan dukungan dan perlindungan kepada mereka.
Melansir dari berbagai sumber, berikut ini adalah peran yang diambil orang tua jika anak menjadi korban bully.
1. Dengarkan Anak dengan Empati
Langkah pertama yang harus diambil oleh orang tua adalah mendengarkan anak dengan penuh perhatian dan empati.
Berikan waktu dan ruang bagi anak untuk berbicara tentang pengalaman mereka sebagai korban bully tanpa menyalahkan atau meremehkan.
Ini adalah kesempatan bagi anak untuk merasa didengar dan didukung oleh orang tua mereka.
2. Jangan Menyalahkan Anak
Orang tua harus ingat bahwa menjadi korban bully bukanlah kesalahan anak. Jangan menyalahkan atau menyalahkan mereka atas situasi yang mereka alami.
Sebaliknya, berikan dukungan dan dorongan kepada anak untuk mengatasi masalah tersebut dengan lebih baik.
3. Validasi Perasaan Anak
Validasi perasaan anak sangat penting dalam membantu mereka mengatasi dampak emosional dari bullying.
Berikan dukungan emosional dan pastikan anak tahu bahwa perasaan mereka penting dan sah.
Hindari meremehkan atau mengabaikan perasaan anak, bahkan jika Anda tidak sepenuhnya memahami situasi mereka.
4. Ajarkan Keterampilan Penanganan Konflik
Orang tua dapat membantu anak mengembangkan keterampilan penanganan konflik yang sehat agar dapat menghadapi situasi bully dengan lebih baik.
Ajarkan anak untuk berbicara dengan percaya diri dan tegas kepada pelaku bully, serta memberikan dukungan untuk melaporkan insiden tersebut kepada pihak yang berwenang jika diperlukan.
5. Cari Bantuan dari Sekolah
Komunikasi dengan sekolah merupakan langkah penting dalam mengatasi bullying.
Orang tua harus berbicara dengan guru atau staf sekolah untuk membahas masalah yang sedang dihadapi anak dan mencari solusi yang tepat bersama-sama.
Sekolah harus menjadi tempat yang aman dan mendukung bagi semua siswa, termasuk korban bully.
6. Berikan Dukungan Tambahan
Selain dukungan emosional, orang tua juga dapat memberikan dukungan tambahan kepada anak yang menjadi korban bully.
Misalnya, mereka dapat mencari kegiatan ekstrakurikuler atau klub di luar sekolah di mana anak dapat merasa diterima dan dihargai.
Penulis | : | Diah Puspita Ningrum |
Editor | : | Diah Puspita Ningrum |
KOMENTAR