2. Kondisi Medis: Penyakit seperti hipotiroidisme, gangguan pertumbuhan hormon, atau kondisi genetik tertentu seperti sindrom Turner dapat menyebabkan tubuh pendek.
3. Asupan Nutrisi: Meskipun kurang gizi dapat menyebabkan tubuh pendek, tidak semua kasus tubuh pendek disebabkan oleh masalah gizi.
1. Kognitif dan Perkembangan Mental: Anak yang mengalami stunting berisiko mengalami keterlambatan perkembangan kognitif dan motorik.
2. Kesehatan Jangka Panjang: Stunting dapat meningkatkan risiko penyakit kronis di kemudian hari, seperti diabetes dan penyakit jantung.
3. Produktivitas Ekonomi: Anak yang stunting cenderung memiliki tingkat pendidikan yang lebih rendah dan produktivitas kerja yang menurun saat dewasa.
1. Kesehatan Umum: Tubuh pendek tidak selalu berkaitan dengan masalah kesehatan yang serius, terutama jika disebabkan oleh faktor genetik.
2. Kualitas Hidup: Dalam beberapa kasus, tubuh pendek bisa mempengaruhi kepercayaan diri dan kesejahteraan psikososial anak.
1. Pengukuran Tinggi Badan: Tinggi badan anak diukur dan dibandingkan dengan standar pertumbuhan WHO untuk usia dan jenis kelaminnya.
2. Indeks Tinggi Badan untuk Usia (TB/U): Jika TB/U anak berada di bawah -2 standar deviasi (SD) dari median, anak tersebut dikategorikan stunting.
1. Pengukuran Tinggi Badan: Sama dengan pengukuran untuk stunting, tetapi diagnosis tubuh pendek lebih memperhatikan faktor genetik dan kondisi medis lainnya.
2. Riwayat Keluarga dan Medis: Pemeriksaan riwayat keluarga dan kondisi medis anak membantu dalam menentukan penyebab tubuh pendek.
Baca Juga: Dampak Stunting pada Kesehatan Mental: Keterkaitan Gizi dan Kesejahteraan Psikologis
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR