Nakita.id - Keputihan adalah kondisi yang umum dialami oleh setiap wanita. Normalnya, keputihan berwarna putih atau bening, tidak berbau, dan tidak menimbulkan rasa gatal.
Namun, terkadang keputihan bisa berubah warna menjadi cokelat, yang bisa menimbulkan kekhawatiran.
Artikel ini akan membahas penyebab, gejala, dan cara penanganan keputihan berwarna cokelat, melansir dari berbagai sumber.
Salah satu penyebab umum keputihan berwarna cokelat adalah sisa darah menstruasi. Setelah menstruasi selesai, tubuh mungkin mengeluarkan sisa darah yang berwarna cokelat.
Beberapa wanita mengalami bercak atau keputihan berwarna cokelat selama ovulasi. Hal ini biasanya tidak perlu dikhawatirkan kecuali disertai dengan gejala lain.
Pada awal kehamilan, beberapa wanita mengalami bercak berwarna cokelat yang disebabkan oleh implantasi embrio di dinding rahim.
Infeksi menular seksual (IMS) seperti klamidia, gonore, atau trikomoniasis bisa menyebabkan keputihan berubah warna menjadi cokelat disertai bau tidak sedap dan gejala lainnya seperti rasa gatal atau nyeri.
Penggunaan kontrasepsi hormonal atau perubahan hormon lainnya bisa menyebabkan keputihan berubah warna. Menopause juga bisa menyebabkan perubahan pada keputihan.
Pertumbuhan non-kanker di rahim seperti polip atau fibroid bisa menyebabkan perdarahan ringan yang bercampur dengan keputihan, sehingga berwarna cokelat.
Meskipun jarang, keputihan berwarna cokelat bisa menjadi tanda kanker serviks atau endometrium, terutama jika disertai dengan gejala lain seperti nyeri panggul atau perdarahan tidak teratur.
Selain perubahan warna keputihan, beberapa gejala lain yang perlu diperhatikan meliputi:
Baca Juga: Cara Menghilangkan Keputihan yang Mengganggu Kesehatan dengan Ampuh
- Rasa gatal atau iritasi di area genital
- Bau tidak sedap
- Nyeri atau kram panggul
- Perdarahan di luar siklus menstruasi
- Nyeri saat berhubungan seksual
- Demam atau tanda infeksi lainnya
Penanganan keputihan berwarna cokelat tergantung pada penyebab yang mendasarinya. Berikut beberapa langkah yang bisa diambil:
1. Pantau Siklus Menstruasi: Jika keputihan cokelat terjadi setelah menstruasi, kemungkinan besar ini adalah hal normal. Namun, jika terjadi di luar siklus, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter.
2. Tes Infeksi: Jika keputihan berwarna cokelat disertai gejala infeksi seperti bau tidak sedap atau nyeri, segera lakukan tes untuk memastikan ada tidaknya infeksi menular seksual.
3. Perubahan Gaya Hidup: Menghindari penggunaan produk kewanitaan yang mengandung pewangi atau bahan kimia keras dapat mencegah iritasi. Memakai pakaian dalam berbahan katun yang longgar juga membantu menjaga kebersihan area genital.
4. Konsultasi Medis: Jika keputihan berwarna cokelat disertai gejala yang mengkhawatirkan seperti perdarahan tidak teratur atau nyeri panggul, segera temui dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut. Pemeriksaan seperti Pap smear atau ultrasonografi mungkin diperlukan untuk mengidentifikasi penyebabnya.
5. Pengobatan Medis: Jika penyebabnya adalah infeksi, dokter akan meresepkan antibiotik atau antijamur. Jika terdapat polip atau fibroid, dokter mungkin akan merekomendasikan tindakan medis seperti operasi.
Baca Juga: Tanda Warna Keputihan yang Normal dan Tidak Normal, Ini yang Perlu Moms Tahu
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR