Mengatasi stunting berarti menciptakan generasi yang lebih sehat dan berkualitas. Dengan tubuh dan otak yang berkembang dengan baik, anak-anak dapat tumbuh menjadi individu yang berkontribusi positif terhadap pembangunan bangsa.
1. Kerugian Kognitif yang Tidak Dapat Dikembalikan
Jika stunting tidak segera ditangani, kerusakan kognitif yang terjadi pada anak-anak bisa bersifat permanen. Masa keemasan perkembangan otak berlangsung pada 1000 hari pertama kehidupan. Keterlambatan penanganan pada periode ini akan mengakibatkan anak tidak mencapai potensi kognitif maksimalnya.
2. Kerentanan terhadap Penyakit
Anak-anak yang mengalami stunting terus menerus akan lebih rentan terhadap penyakit. Mereka akan lebih sering sakit, yang akan memperparah kondisi malnutrisi dan menciptakan siklus yang sulit diputus.
Baca Juga: Bagaimana Mengetahui Stunting pada Bayi yang Baru Lahir? Ini Faktanya
3. Dampak Sosial dan Ekonomi Jangka Panjang
Dampak stunting tidak hanya dirasakan oleh individu, tetapi juga oleh masyarakat dan negara. Generasi yang tumbuh dengan kondisi stunting memiliki potensi produktivitas yang lebih rendah, yang berdampak pada pertumbuhan ekonomi. Hal ini bisa memperburuk siklus kemiskinan dan ketimpangan sosial.
4. Masalah Kesehatan di Masa Dewasa
Anak yang stunting memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami masalah kesehatan kronis seperti obesitas, diabetes tipe 2, penyakit jantung, dan hipertensi saat dewasa. Beban penyakit ini tidak hanya mempengaruhi kualitas hidup individu tetapi juga menambah beban pada sistem kesehatan nasional.
Pencegahan dan penanganan stunting memerlukan pendekatan komprehensif yang melibatkan berbagai sektor, termasuk kesehatan, pendidikan, dan ekonomi.
Beberapa langkah yang dapat diambil antara lain:
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR