Nakita.id - Menyusui adalah fase penting dalam kehidupan seorang ibu dan bayi.
Air susu ibu (ASI) merupakan sumber nutrisi utama bagi bayi yang baru lahir, memberikan semua yang mereka butuhkan untuk tumbuh dan berkembang dengan baik.
Namun, ada beberapa ibu yang mungkin tergoda untuk melakukan diet ketat setelah melahirkan demi menurunkan berat badan dengan cepat.
Hal ini dapat menimbulkan sejumlah bahaya, baik bagi ibu maupun bayinya.
Berikut adalah bahaya ibu menyusui melakukan diet ketat, mengutip dari NHS.
Diet ketat dapat mengakibatkan penurunan jumlah kalori dan nutrisi yang masuk ke dalam tubuh.
Produksi ASI sangat bergantung pada asupan nutrisi ibu.
Jika asupan kalori terlalu rendah, tubuh ibu mungkin tidak dapat memproduksi ASI dalam jumlah yang cukup.
Hal ini dapat menyebabkan bayi kekurangan ASI, yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan mereka.
ASI mengandung semua nutrisi yang diperlukan bayi, termasuk protein, lemak, vitamin, dan mineral.
Diet ketat dapat mengurangi kandungan nutrisi dalam ASI karena ibu tidak mendapatkan cukup nutrisi dari makanan yang dikonsumsinya.
Baca Juga: Ibu Menyusui Diet? Boleh Asalkan Perhatikan Hal-hal Ini
Kekurangan nutrisi penting seperti kalsium, zat besi, dan vitamin D dalam ASI dapat mempengaruhi kesehatan bayi.
Menyusui memerlukan energi yang cukup banyak.
Diet ketat seringkali membuat ibu merasa lelah dan lemah karena kurangnya asupan kalori yang dibutuhkan untuk aktivitas sehari-hari dan produksi ASI.
Kondisi ini dapat mempengaruhi kemampuan ibu dalam merawat bayinya, yang memerlukan perhatian dan energi yang cukup.
Diet ketat dapat menyebabkan perubahan drastis dalam metabolisme tubuh ibu.
Penurunan berat badan yang cepat dan signifikan dapat mengganggu keseimbangan hormon, yang penting untuk kesehatan ibu dan produksi ASI.
Selain itu, diet yang sangat rendah kalori dapat menyebabkan penurunan fungsi tiroid, yang berperan dalam mengatur metabolisme.
Ibu menyusui memerlukan lebih banyak nutrisi dibandingkan wanita yang tidak menyusui.
Diet ketat dapat menyebabkan ibu kekurangan nutrisi penting seperti zat besi, kalsium, dan vitamin B12.
Kekurangan nutrisi ini tidak hanya mempengaruhi produksi ASI, tetapi juga dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti anemia, osteoporosis, dan gangguan saraf pada ibu.
Diet ketat seringkali menimbulkan stres dan tekanan emosional bagi ibu.
Baca Juga: 12 Tips Bagi Ibu Menyusui untuk Menambah Berat Badan Bayi, Simak Yuk
Ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan penurunan energi dapat meningkatkan risiko depresi postpartum dan gangguan kecemasan.
Stres dan gangguan emosional ini dapat mempengaruhi hubungan ibu dengan bayinya dan kemampuan untuk memberikan perawatan yang optimal.
Melakukan diet ketat saat menyusui bukanlah pilihan yang bijaksana.
Menurunkan berat badan setelah melahirkan memang penting, tetapi harus dilakukan dengan cara yang sehat dan bertahap.
Fokus utama ibu menyusui seharusnya adalah menjaga kesehatannya dan memastikan bahwa bayi mendapatkan nutrisi yang cukup melalui ASI.
Konsultasikan dengan ahli gizi atau dokter sebelum memulai program penurunan berat badan untuk memastikan bahwa kebutuhan nutrisi ibu dan bayi tetap terpenuhi.
Dengan menjaga pola makan yang seimbang dan kaya nutrisi, ibu dapat mendukung kesehatan dirinya dan bayinya selama masa menyusui.
Baca Juga: Diet Sehat Ibu Menyusui yang Tetap Aman Menjaga Gizi Si Kecil, Ini Tipsnya
Mengatur Jarak Kelahiran dengan Perencanaan yang Tepat, Seperti Apa Jarak Ideal?
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR