Mereka belajar bagaimana berempati dan mendengarkan, yang penting untuk hubungan sosial yang sehat.
Ketika anak ingin berbicara, usahakan untuk memberikan perhatian penuh. Matikan televisi, letakkan ponsel, dan fokuslah pada anak. Ini menunjukkan bahwa Moms dan Dads benar-benar peduli dengan apa yang mereka katakan.
Saat mendengarkan, hindari memberikan penilaian atau menghakimi. Biarkan anak merasa bebas untuk berbicara tanpa takut dihakimi. Ini akan membuat mereka lebih terbuka dalam berbagi perasaan dan pikiran mereka.
Cobalah untuk memahami perasaan anak dan tunjukkan empati. Misalnya, jika anak merasa sedih karena teman-temannya, Moms dan Dads bisa berkata, "Ibu/Bapak mengerti kalau itu pasti sangat menyedihkan untukmu."
Gunakan pertanyaan terbuka untuk mendorong anak bercerita lebih banyak. Misalnya, "Bagaimana perasaanmu tentang itu?" atau "Apa yang kamu pikirkan tentang kejadian tadi?"
Berikan tanggapan positif dan dorongan. Misalnya, jika anak bercerita tentang keberhasilan mereka, berikan pujian yang tulus.
Hal ini dapat meningkatkan rasa percaya diri mereka dan mendorong mereka untuk terus berbagi.
Menjadi pendengar aktif membutuhkan latihan. Cobalah untuk selalu fokus, menghindari gangguan, dan benar-benar mendengarkan tanpa memotong pembicaraan anak.
Mendengarkan suara anak adalah investasi penting dalam perkembangan emosional dan sosial mereka. Ini bukan hanya tentang mendengar kata-kata mereka, tetapi juga memahami perasaan dan pikiran mereka.
Dengan menjadi pendengar yang baik, orang tua dapat membantu anak-anak mereka tumbuh menjadi individu yang percaya diri, bahagia, dan kompeten secara sosial.
Jadi, mulailah memberikan perhatian lebih pada suara anak, dan rasakan perbedaan positif yang akan terjadi dalam hubungan Moms dan Dads dengan mereka.
Baca Juga: Hari Anak Nasional 2024: Dampak Kesehatan dan Mental pada Anak yang Jarang Didengarkan Orang Tua
Penulis | : | Poetri Hanzani |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR