8. Sulawesi Selatan (Makassar, Parepare, Palopo)
Menurut BMKG, cuaca ekstrem yang diperkirakan akan terjadi disebabkan oleh beberapa faktor meteorologis yang berinteraksi.
Aktivitas gelombang atmosfer seperti Madden-Julian Oscillation (MJO) yang mengakibatkan peningkatan curah hujan di wilayah Indonesia.
Adanya konvergensi atau pertemuan massa udara yang mengakibatkan peningkatan pembentukan awan hujan.
Suhu permukaan laut yang lebih hangat dari biasanya memberikan lebih banyak uap air ke atmosfer, yang kemudian berpotensi meningkatkan intensitas hujan.
Pengaruh angin muson yang membawa kelembaban dari Samudra Hindia dan Laut Cina Selatan ke wilayah Indonesia.
Cuaca ekstrem berupa hujan lebat yang disertai petir dan angin kencang dapat menyebabkan berbagai dampak negatif.
Curah hujan yang tinggi dapat menyebabkan peningkatan volume air di sungai dan saluran drainase, yang berpotensi menimbulkan banjir di wilayah perkotaan maupun pedesaan.
Di daerah perbukitan atau pegunungan, hujan lebat dapat menyebabkan tanah menjadi labil dan memicu terjadinya tanah longsor.
Hujan lebat dan angin kencang dapat mengganggu arus lalu lintas, terutama di jalan-jalan yang rawan banjir dan longsor. Hal ini juga dapat berdampak pada jadwal penerbangan dan pelayaran.
Angin kencang dan petir dapat merusak bangunan, tiang listrik, dan fasilitas umum lainnya.
Baca Juga: Cuaca Kamis 11 Juli 2024, BMKG Peringatkan Hujan Lebat, di Mana?
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Aullia Rachma Puteri |
KOMENTAR