Hal ini bisa mengarah pada perasaan rendah diri dan depresi.
Ketergantungan Ekonomi: Dalam banyak kasus, suami patriarki juga mengontrol aspek finansial, membuat istri bergantung secara ekonomi.
Ketergantungan ini mengurangi kemampuan istri untuk merasa mandiri dan memberdayakan diri mereka sendiri.
Kekerasan Psikologis dan Emosional: Suami patriarki yang merasa memiliki hak untuk mengendalikan segala aspek rumah tangga bisa menggunakan kekerasan psikologis dan emosional, seperti merendahkan, mengintimidasi, atau mempermalukan istri.
Kekerasan Fisik: Dalam beberapa kasus, dominasi patriarki juga dapat berujung pada kekerasan fisik, yang memiliki dampak serius terhadap kesehatan mental dan fisik istri.
Inilah dampak ayah yang patriarki bagi kesehatan mental anak.
Lingkungan Tidak Harmonis: Anak-anak yang tumbuh dalam keluarga dengan dinamika patriarki sering kali menyaksikan konflik dan ketidakstabilan emosional antara orang tua mereka.
Ini bisa menyebabkan anak merasa tidak aman dan cemas.
Ketakutan dan Kecemasan: Anak-anak mungkin merasa takut terhadap figur ayah yang dominan dan otoriter, mengakibatkan rasa cemas dan stres yang berkelanjutan.
Peran Gender yang Kaku: Anak-anak belajar dari contoh orang tua mereka.
Dalam keluarga patriarki, mereka mungkin menginternalisasi peran gender yang kaku dan tidak setara, yang dapat mempengaruhi hubungan mereka di masa depan.
Baca Juga: Mencegah Stunting Salah Satunya dengan Peran dan Kehadiran Ayah
Rekap Perjalanan Bisnis 2024 TikTok, Tokopedia dan ShopTokopedia: Sukses Ciptakan Peluang dan Dorong Pertumbuhan Ekonomi Digital
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR