Beberapa kondisi medis seperti hipertensi, diabetes, dan penyakit ginjal dapat meningkatkan risiko asam urat.
Obat-obatan seperti diuretik, yang digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi, dapat meningkatkan kadar asam urat dalam darah.
Obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID), kolkisin, atau kortikosteroid dapat digunakan untuk mengurangi peradangan dan rasa sakit selama serangan asam urat.
Untuk jangka panjang, obat-obatan seperti allopurinol atau febuxostat dapat diresepkan untuk menurunkan kadar asam urat dalam darah.
Mengubah pola makan dan gaya hidup dapat membantu mengelola asam urat.
Mengurangi konsumsi makanan tinggi purin, menjaga berat badan yang sehat, dan minum banyak air dapat membantu mengurangi risiko serangan asam urat.
Selama serangan asam urat, mengistirahatkan tumit dan mengangkat kaki dapat membantu mengurangi pembengkakan dan rasa sakit.
Menggunakan kompres dingin pada area yang terkena dapat membantu mengurangi pembengkakan dan rasa sakit.
Setelah serangan akut mereda, terapi fisik dapat membantu memperkuat otot-otot di sekitar tumit dan meningkatkan fleksibilitas, sehingga mengurangi risiko serangan asam urat di masa mendatang.
Asam urat di tumit dapat menyebabkan rasa sakit yang signifikan dan mengganggu aktivitas sehari-hari.
Mengenali ciri-ciri asam urat di tumit, memahami faktor risiko, dan mengetahui cara menanganinya dapat membantu Moms mengelola kondisi ini dengan lebih baik.
Baca Juga: Alami Asam Urat saat Hamil Besar? Kenali Penyebab, Gejala Hingga Cara Mengelolanya
Dengan perubahan gaya hidup yang tepat dan penanganan medis yang sesuai, Moms dapat mengurangi frekuensi dan keparahan serangan asam urat, serta meningkatkan kualitas hidup Moms.
Sebagian isi artikel ini ditulis dengan menggunakan bantuan kecerdasan buatan.
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Aullia Rachma Puteri |
KOMENTAR