Tapi, lagi-lagi kalau cuma tentang satu atau 22 orang, tidak mungkin bisa memberi dampak ke 83 juta anak Indonesia. Justru karena gotong royong dan kolaborasi antar relawan yang saling menguatkan di perjalanan super panjang. Mudah-mudahan estafet dari satu relawan ke relawan lain, dari satu kepengurusan ke kepengurusan lain, itu yang akan selalu jadi kekuatannya AIMI.” sambungnya.
Nia Umar selaku Ketua Umum Asosiasi Ibu Menyusui juga merasa terharu saat mengingat perjuangan seluruh anggota dan relawan AIMI.
Ia merasa segala usaha yang dilakukan oleh AIMI mulai menunjukkan perubahan yang nyata.
“Selama 17 tahun berdiri, saya melihat perubahan yang semakin nyata. Awareness tentang menyusui sekarang semakin meningkat. Masyarakat yang berusaha menyusui anaknya juga semakin banyak, begitu juga permintaan konseling. Mungkin besar kecilnya peran AIMI ada di situ.” ujar Nia Umar.
Tak berhenti sampai di situ, pencapaian lain yang membuat Nia merasa bangga adalah dicantumkannya nama dan peran AIMI dalam salah satu laporan tingkat dunia.
“Tapi, yang paling membuat bangga adalah ada nama AIMI di report Euro Monitor, yaitu laporan keuangan untuk perusahaan-perusahaan yang disebar setiap tahun untuk memberikan proyeksi penjualan produk-produk di sebuah negara. Di report tahun 2019 yang menunjukkan bahwa penjualan susu bubuk di Indonesia ada penurunan, tertulis penurunan ini terjadi karena semakin gencarnya promosi menyusui yang dilakukan oleh Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia, dan didukung juga oleh publik dan pemerintah Indonesia.
Jadi, walaupun AIMI beranggotakan ibu-ibu rumah tangga maupun bekerja, juga volunteer, ternyata bisa punya dampak yang diakui dunia. Saya sangat terharu melihat para ibu, relawan, yang rela meluangkan waktunya, hati, juga pikirannya untuk mengurus AIMI.” ucap Nia.
Berbicara mengenai menjadikan diri versi yang lebih baik, Najeela Shihab mengatakan para ibu bisa melakukannya melalui proses menyusui.
Ya, menurutnya menyusui tidak hanya tentang nutrisi, tapi ada banyak hal yang diajarkan dari prosesnya.
“Proses menyusui mengajarkan banyak hal untuk menjadi ibu. Dan, kebiasaan mendengarkan anak dari bayi juga sangat membantu ketika anak sudah mulai sekolah, remaja, hingga dewasa. Memang kita bisa belajar pada saat anak sudah umur 3 tahun atau sudah lewat periode menyusuinya, tapi kalau belajar dari hari pertama, pasti akan jauh lebih cepat mahir dan dekat koneksinya.” jelas Najeela.
Penulis | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR