Selain pendidikan, anak-anak di Indonesia juga menghadapi berbagai masalah lain, seperti kekerasan terhadap anak, perkawinan anak, anak berhadapan dengan hukum, dan penyalahgunaan teknologi digital, khususnya dalam bentuk gim dan judi online.
Masalah-masalah ini merupakan tantangan besar dalam mencetak sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas untuk mencapai Indonesia Emas 2045.
Untuk mengampanyekan pemenuhan hak anak, pemerintah Indonesia merayakan Hari Anak Nasional (HAN).
HAN dirayakan sebagai momentum penting untuk mengampanyekan pemenuhan hak anak atas hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara wajar sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.
Perayaan HAN 2024 dihadiri langsung oleh Presiden Joko Widodo.
Presiden Joko Widodo menegaskan pentingnya anak-anak Indonesia untuk tidak hanya menjadi pintar dan pandai, tetapi juga memiliki wawasan luas dan karakter yang kuat.
Hal ini disampaikan seusai menghadiri puncak peringatan Hari Anak Nasional 2024 di Istora Papua Bangkit, Jayapura, pada Selasa, 23 Juli 2024.
Dalam sambutannya yang dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden, Jokowi menekankan bahwa persiapan anak-anak untuk masa depan tidak cukup hanya dengan kepintaran dan kepandaian akademis saja.
"Kita melihat, ke depan anak-anak ini harus betul-betul disiapkan. Tidak hanya pintar, tidak hanya pandai, tetapi juga berwawasan dan berkarakter," ujarnya.
Ia menegaskan kembali pentingnya pendidikan yang komprehensif untuk anak-anak Indonesia.
"Saya kira anak-anak ke depan harus disiapkan kepintarannya, kepandaiannya, wawasannya dan karakternya," tambah Jokowi.
Baca Juga: Hari Anak Nasional 2024: Pentingnya Bimbing Anak ke Dunia Digital Sesuai Usianya
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Aullia Rachma Puteri |
KOMENTAR