Anak membutuhkan asupan gizi tambahan selain ASI setelah usia enam bulan.
Jika pola makan yang diberikan tidak mengandung nutrisi yang lengkap dan seimbang, pertumbuhan anak bisa terganggu.
Lingkungan yang tidak bersih dan buruknya sanitasi juga berkontribusi terhadap stunting.
Anak-anak yang tinggal di lingkungan dengan sanitasi yang buruk lebih mudah terkena penyakit infeksi, seperti diare yang disebabkan oleh bakteri atau virus dari makanan atau air yang terkontaminasi.
Penyakit infeksi ini kemudian menghambat penyerapan nutrisi dan menyebabkan stunting.
Kurangnya akses terhadap pelayanan kesehatan, seperti imunisasi dan pemeriksaan rutin, juga bisa menjadi faktor penyebab stunting.
Anak-anak yang tidak mendapatkan imunisasi lengkap lebih rentan terhadap penyakit yang bisa menghambat pertumbuhan mereka.
Selain itu, pemeriksaan kesehatan yang tidak teratur membuat potensi masalah gizi pada anak sulit terdeteksi lebih awal.
Status sosial ekonomi keluarga juga berperan dalam kejadian stunting.
Keluarga dengan penghasilan rendah mungkin kesulitan menyediakan makanan bergizi, air bersih, dan fasilitas kesehatan yang memadai untuk anak-anak mereka.
Baca Juga: Alasan Mengapa Kondisi Stunting Dapat Mengganggu Daya Tahan Tubuh
Kondisi ini memperbesar risiko anak mengalami stunting.
Stunting adalah masalah kompleks yang dipengaruhi oleh berbagai faktor, bukan hanya dari masa kehamilan.
Oleh karena itu, penting bagi orang tua dan masyarakat untuk memperhatikan asupan gizi anak, pola asuh, kebersihan lingkungan, dan akses terhadap pelayanan kesehatan.
Dengan pencegahan yang tepat, risiko stunting dapat diminimalisir, sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang dengan optimal.
Mengatur Jarak Kelahiran dengan Perencanaan yang Tepat, Seperti Apa Jarak Ideal?
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR