Nakita.id - Stunting merupakan kondisi gizi buruk kronis yang terjadi akibat kurangnya asupan gizi dalam jangka waktu yang lama, terutama pada masa 1.000 hari pertama kehidupan (sejak kehamilan hingga anak berusia 2 tahun).
Stunting ditandai dengan tinggi badan yang lebih pendek dari standar anak seusianya.
Kondisi ini memiliki dampak jangka panjang terhadap perkembangan fisik, kognitif, dan kesehatan anak.
Stunting biasanya mulai terlihat pada usia 2 tahun atau lebih, tetapi tanda-tanda awalnya dapat mulai muncul pada usia yang lebih muda.
Beberapa tanda awal yang bisa menjadi indikasi anak berisiko stunting antara lain pertumbuhan yang lambat atau tidak sesuai dengan grafik pertumbuhan standar yang direkomendasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Namun, pengenalan stunting secara klinis biasanya dilakukan pada usia sekitar 2 tahun.
Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko stunting pada anak meliputi:
Ketika bayi atau anak tidak mendapatkan cukup nutrisi, baik dari ASI, makanan pendamping ASI, maupun makanan setelahnya, risiko stunting meningkat.
Ibu yang mengalami kekurangan gizi selama kehamilan atau terpapar infeksi berisiko melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah, yang merupakan faktor risiko stunting.
Anak-anak yang sering terkena infeksi, seperti diare atau infeksi saluran pernapasan, memiliki risiko lebih tinggi mengalami stunting karena infeksi tersebut dapat mengganggu penyerapan nutrisi dan proses pertumbuhan.
Lingkungan yang tidak sehat, seperti air yang terkontaminasi atau sanitasi yang buruk, dapat meningkatkan risiko infeksi dan malnutrisi yang berujung pada stunting.
Baca Juga: Bagaimana Cara Mengganti Susu Formula pada Anak Stunting? Ini Panduannya
Ibu Hamil Tidak Boleh Duduk Terlalu Lama, Ini Risiko dan Solusi untuk Kehamilan Sehat
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR