Nakita.id - Ultrasonografi (USG) adalah salah satu alat medis yang paling umum digunakan selama kehamilan untuk memantau perkembangan janin dan memastikan kesehatan ibu serta bayi.
Namun, di tengah manfaatnya, ada banyak mitos yang berkembang di masyarakat, salah satunya adalah mitos bahwa terlalu sering melakukan USG bisa berbahaya bagi kehamilan.
Artikel ini akan mengupas tuntas mitos tersebut dan menjelaskan fakta sebenarnya tentang keamanan USG bagi ibu hamil dan janinnya, mengutip dari berbagai sumber.
USG adalah prosedur pencitraan yang menggunakan gelombang suara frekuensi tinggi untuk menghasilkan gambar organ-organ dalam tubuh.
Selama kehamilan, USG digunakan untuk memeriksa kondisi janin, memantau pertumbuhan dan perkembangan, serta mendeteksi kelainan atau komplikasi.
Gelombang suara yang digunakan dalam USG dipancarkan melalui alat yang disebut transduser dan kemudian diubah menjadi gambar oleh komputer.
Mitos bahwa terlalu sering melakukan USG dapat membahayakan janin adalah salah satu yang paling umum.
Beberapa orang percaya bahwa paparan berulang terhadap gelombang suara USG dapat menyebabkan gangguan perkembangan, cacat lahir, atau bahkan keguguran.
Namun, hingga saat ini, belum ada bukti ilmiah yang mendukung klaim ini.
Banyak penelitian telah dilakukan untuk menilai keamanan USG pada kehamilan, dan hasilnya menunjukkan bahwa USG aman ketika digunakan sesuai dengan pedoman medis.
USG menggunakan gelombang suara, bukan radiasi ionisasi seperti yang digunakan dalam sinar-X, sehingga tidak menimbulkan risiko radiasi pada janin.
Baca Juga: Terjamin Akurat! Ini Beda Hasil USG Bayi Laki-laki dan Perempuan
Penggunaan USG selama kehamilan diatur ketat oleh badan kesehatan seperti World Health Organization (WHO) dan American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG).
Pedoman ini memastikan bahwa USG digunakan dengan bijak, hanya ketika diperlukan, dan dalam durasi yang aman untuk ibu dan janin.
USG sering digunakan untuk memantau pertumbuhan janin, menentukan usia kehamilan, memeriksa plasenta, serta mendeteksi kelainan struktural pada janin.
Dalam beberapa kasus, dokter mungkin merekomendasikan USG lebih sering jika ada risiko komplikasi atau jika diperlukan pemantauan lebih lanjut.
Durasi dan frekuensi USG biasanya ditentukan oleh kebutuhan medis spesifik.
Pemeriksaan USG standar selama kehamilan, seperti USG pertama untuk menentukan usia kehamilan dan USG kedua pada trimester kedua untuk pemeriksaan anatomi janin, dilakukan pada waktu-waktu tertentu dan tidak berulang-ulang tanpa alasan medis yang jelas.
Mitos tentang bahaya USG mungkin beredar karena kekhawatiran alami orang tua tentang keselamatan janin mereka, serta kurangnya informasi yang akurat.
Selain itu, kemunculan alat-alat USG rumah tangga atau layanan USG yang tidak memiliki pengawasan medis bisa memicu kekhawatiran tentang penggunaan USG yang tidak tepat atau berlebihan.
Meskipun USG aman, penggunaannya sebaiknya selalu didasarkan pada kebutuhan medis.
Penggunaan USG untuk tujuan non-medis, seperti "USG hiburan" yang bertujuan hanya untuk mendapatkan gambar janin, sebaiknya dihindari jika tidak direkomendasikan oleh dokter.
Penting untuk selalu berkonsultasi dengan profesional kesehatan sebelum melakukan USG.
Baca Juga: Gerakan Janin yang Tidak Normal, Coba Hitung Tendangan Si Kecil
Mitos tentang bahaya keseringan USG bagi kehamilan tidak memiliki dasar ilmiah.
USG adalah alat diagnostik yang aman dan sangat bermanfaat dalam memantau kesehatan ibu dan janin selama kehamilan.
Penggunaan USG yang sesuai dengan pedoman medis tidak hanya aman, tetapi juga esensial untuk memastikan bahwa kehamilan berjalan dengan baik dan untuk mendeteksi masalah potensial sejak dini.
Oleh karena itu, ibu hamil tidak perlu khawatir tentang efek negatif USG selama penggunaannya direkomendasikan oleh dokter dan dilakukan oleh tenaga medis yang terlatih.
Bantu Kurangi Tanda Penuaan Dini, Collagena Hadir Penuhi Kebutuhan Kolagen Sebagai Kunci Awet Muda
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR