Nakita.id - Ketahui apa saja risiko ibu hamil berdiri terlalu lama, Moms wajib tahu.
Kehamilan adalah fase yang penuh tantangan bagi seorang wanita. Tubuh mengalami banyak perubahan, dan kebiasaan sehari-hari yang sebelumnya tidak menimbulkan masalah bisa menjadi berisiko.
Salah satu aktivitas yang tampaknya sederhana namun dapat mempengaruhi kesehatan ibu hamil adalah berdiri terlalu lama.
Meskipun berdiri adalah aktivitas yang sering dilakukan dalam rutinitas sehari-hari, berdiri dalam jangka waktu yang lama selama kehamilan dapat membawa sejumlah risiko bagi ibu dan janin.
Artikel ini akan membahas berbagai risiko tersebut dan memberikan tips untuk mengurangi dampak negatif dari berdiri terlalu lama.
1. Risiko Kelelahan dan Ketegangan Otot
Berdiri terlalu lama selama kehamilan dapat menyebabkan kelelahan dan ketegangan otot, terutama pada otot kaki dan punggung.
Ketika seorang ibu hamil berdiri, beban tubuhnya akan memberikan tekanan yang lebih besar pada kaki, lutut, dan punggung.
Seiring bertambahnya berat badan akibat kehamilan, otot-otot ini harus bekerja lebih keras untuk menopang tubuh. Hal ini dapat menyebabkan ketegangan otot, nyeri punggung bawah, dan kelelahan yang lebih cepat.
Ketegangan otot yang berkepanjangan juga dapat mengganggu aliran darah, yang bisa mengakibatkan rasa nyeri dan kram pada kaki.
Selain itu, postur tubuh yang buruk selama berdiri juga dapat memperburuk ketegangan otot, sehingga ibu hamil perlu sangat berhati-hati untuk menjaga postur tubuh yang baik saat berdiri.
Baca Juga: Sering Jadi Pertanyaan Mitos Ibu Hamil Berkaki Besar, Berikut yang Harus Diketahui
2. Peningkatan Risiko Pembengkakan Kaki (Edema)
Selama kehamilan, tubuh mengalami peningkatan volume darah untuk mendukung pertumbuhan janin.
Akibatnya, banyak ibu hamil yang mengalami pembengkakan kaki atau edema. Berdiri terlalu lama dapat memperburuk kondisi ini, karena gravitasi menyebabkan darah dan cairan terkumpul di kaki dan pergelangan kaki.
Pembengkakan ini tidak hanya menyebabkan ketidaknyamanan, tetapi juga dapat meningkatkan risiko komplikasi lain seperti varises dan trombosis vena dalam (DVT).
Varises adalah pembuluh darah yang membengkak dan terlihat di permukaan kulit, yang disebabkan oleh peningkatan tekanan pada vena.
Sementara itu, DVT adalah kondisi serius di mana gumpalan darah terbentuk di pembuluh darah dalam, yang bisa berbahaya jika tidak ditangani.
3. Gangguan Sirkulasi Darah
Salah satu risiko utama dari berdiri terlalu lama adalah gangguan sirkulasi darah. Ketika ibu hamil berdiri dalam waktu yang lama, darah cenderung mengumpul di bagian bawah tubuh, terutama di kaki.
Ini bisa mengurangi aliran darah yang kembali ke jantung dan membuat ibu merasa pusing, lelah, atau bahkan pingsan.
Selain itu, tekanan pada pembuluh darah besar di bagian bawah tubuh dapat mempengaruhi aliran darah ke rahim, yang bisa mempengaruhi suplai oksigen dan nutrisi ke janin.
Gangguan sirkulasi ini dapat meningkatkan risiko komplikasi kehamilan seperti preeklampsia, yang ditandai dengan tekanan darah tinggi dan kerusakan organ lain.
Baca Juga: Ciri Ibu Hamil Kena Serangan Angin Duduk, Mirip Ciri Kehamilan Biasa
4. Meningkatkan Risiko Varises
Varises adalah kondisi di mana pembuluh darah vena membengkak dan tampak berwarna biru atau ungu gelap di bawah kulit. Varises sering muncul pada kaki dan bisa disebabkan oleh berdiri terlalu lama.
Selama kehamilan, tubuh menghasilkan lebih banyak darah, yang dapat menambah tekanan pada pembuluh darah. Ditambah dengan peningkatan berat badan dan perubahan hormon, risiko varises menjadi lebih tinggi.
Varises tidak hanya membuat kaki terasa sakit dan tidak nyaman, tetapi juga bisa menyebabkan komplikasi lebih lanjut seperti tromboflebitis superfisial (radang pada vena) dan ulkus kulit (luka terbuka yang sulit sembuh).
Oleh karena itu, penting bagi ibu hamil untuk mengurangi waktu berdiri agar bisa menghindari atau mengurangi gejala varises.
5. Tekanan pada Panggul dan Punggung Bawah
Berdiri terlalu lama dapat memberikan tekanan tambahan pada area panggul dan punggung bawah, yang sudah mengalami beban ekstra selama kehamilan.
Seiring perkembangan janin, pusat gravitasi tubuh ibu hamil berubah, sehingga memberikan tekanan yang lebih besar pada punggung bawah dan panggul.
Hal ini bisa memperburuk nyeri punggung yang umum dialami selama kehamilan, dan dalam beberapa kasus, dapat menyebabkan kondisi yang dikenal sebagai simfisis pubis disfungsi (SPD).
SPD terjadi ketika ligamen di sekitar sendi panggul menjadi terlalu kendur dan tidak stabil, menyebabkan rasa sakit yang parah di panggul, punggung bawah, dan bahkan paha.
6. Meningkatkan Risiko Persalinan Prematur
Baca Juga: Bolehkah Ibu Hamil Makan Udang? Simak Agar Bumil Tak Was-was
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa berdiri terlalu lama selama kehamilan, terutama pada trimester ketiga, dapat meningkatkan risiko persalinan prematur.
Hal ini mungkin disebabkan oleh tekanan yang terus-menerus pada rahim, yang dapat merangsang kontraksi dan menyebabkan persalinan terjadi lebih awal dari yang seharusnya.
Persalinan prematur adalah salah satu risiko terbesar bagi bayi yang belum cukup bulan, karena mereka belum sepenuhnya berkembang dan lebih rentan terhadap masalah kesehatan.
Oleh karena itu, sangat penting bagi ibu hamil untuk membatasi waktu berdiri, terutama saat kehamilan memasuki trimester terakhir.
7. Risiko Kejadian Pingsan atau Hipotensi Ortostatik
Hipotensi ortostatik adalah kondisi di mana tekanan darah turun secara tiba-tiba ketika seseorang berdiri setelah duduk atau berbaring.
Pada ibu hamil, berdiri terlalu lama bisa memicu kondisi ini, yang ditandai dengan gejala pusing, pandangan berkunang-kunang, dan dalam beberapa kasus, pingsan.
Hipotensi ortostatik terjadi karena sirkulasi darah yang tidak lancar saat berdiri, yang menyebabkan penurunan aliran darah ke otak. Kondisi ini bisa sangat berbahaya jika ibu hamil pingsan di tempat yang tidak aman atau saat melakukan aktivitas yang bisa menimbulkan cedera.
8. Mengganggu Istirahat dan Kualitas Tidur
Berdiri terlalu lama selama hari bisa menyebabkan kelelahan berlebihan, yang pada akhirnya mengganggu istirahat dan kualitas tidur ibu hamil.
Kaki yang bengkak dan punggung yang nyeri bisa membuat ibu hamil sulit menemukan posisi tidur yang nyaman, sehingga tidur menjadi tidak nyenyak.
Baca Juga: PP Nomor 28 Tahun 2024, Boleh Aborsi untuk Korban Kekerasan Seksual
Kurangnya tidur yang berkualitas dapat berdampak buruk pada kesehatan ibu hamil, termasuk meningkatkan risiko depresi, menurunkan daya tahan tubuh, dan memperburuk kondisi medis yang ada.
Oleh karena itu, menghindari berdiri terlalu lama dan memastikan tubuh mendapatkan cukup istirahat adalah hal yang sangat penting selama kehamilan.
9. Mengurangi Energi dan Produktivitas
Seiring dengan meningkatnya kelelahan dan ketidaknyamanan fisik, berdiri terlalu lama bisa mengurangi energi dan produktivitas ibu hamil.
Ini bisa mempengaruhi kemampuan ibu untuk menjalani aktivitas sehari-hari, baik di rumah maupun di tempat kerja.
Pada beberapa kasus, kelelahan yang berkepanjangan juga dapat menyebabkan masalah mental dan emosional, seperti stres dan kecemasan, yang dapat berdampak buruk pada kesehatan ibu dan janin.
Berdiri terlalu lama selama kehamilan dapat membawa sejumlah risiko bagi kesehatan ibu dan janin.
Mulai dari kelelahan dan ketegangan otot hingga peningkatan risiko persalinan prematur, berdiri terlalu lama harus dihindari sebanyak mungkin.
Dengan mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat, ibu hamil dapat mengurangi dampak negatif dari berdiri terlalu lama dan menjaga kesehatan diri serta janin sepanjang kehamilan.
Sebagian artikel ini ditulis dengan menggunakan bantuan kecerdasan buatan
Toys Kingdom dan MilkLife Wujudkan Senyum Anak Negeri untuk Anak-anak di Desa Mbuit
Penulis | : | Diah Puspita Ningrum |
Editor | : | Diah Puspita Ningrum |
KOMENTAR