Nakita.id - Kasus KDRT Cut Intan Nabila membuat publik Indonesia geram dengan sang pelaku, Armor Toreador.
Cut Intan Nabila sebelumnya mengungkap kalau dia mendapatkan KDRT atau kekerasan dalam rumah tangga dari sang suami.
KDRT tersebut disebut sudah dialami oleh Cut Intan Nabila selama 5 tahun pernikahan mereka berjalan.
Setelah KDRT viral, Armor Toreador langsung dibekuk oleh polisi.
Kini, suami sekaligus pelaku KDRT Cut Intan Nabila harus mempertanggungjawabkan perbuatan di balik jeruji penjara.
Melansir dari Tribun Seleb, keluarga Armor Toreador ternyata sedang mengupayakan RJ atau Restorative Justice.
Ini adalah upaya penyelesaian perkara melalui dialog dan meditasi yang melibatkan pihak korban, terdakwa, keluarga korban dan pihak lain yang terkait.
Karena hal ini pula, orangtua Armor Toreador sedang berupaya untuk membujuk keluarga Cut Intan Nabila.
Hal tersebut disampaikan oleh kuasa hukum Armor Toreador, Irwansyah.
Irwansyah mengatakan kalau ayah Armor dan ayah Intan saling berkomunikasi.
"Kalau keluarga itu khususnya papinya Armor dan ayahnya Intan intens komunikasi," kata Irwansyah.
Baca Juga: Mengenal Trauma Bonding yang Sering Dialami oleh Korban KDRT
Irwansyah mengatakan kalau Armor sempat berkomunikasi dengan ayah Intan dan nenek Intan di Aceh.
"Bahkan pas kejadian itu, selain komunikasi ayahnya Intan, Armor juga komunikasi sama neneknya Intan di Aceh,"s ambungnya.
Irwansyah mengatakan kalau Armor benar-benar terpuruk dengan viralnya video KDRT dirinya.
Kliennya juga tertekan di alam penjara serta menyesali perbuatannya.
"Armor bulang menyesal, dia betul-betul tertekan sekarang, dia merasa bersalah."
"Dia nggak mengira akan se-booming ini dan akan seperti ini jadinya," paparnya.
Irwansyah menyampaikan bahwa keluarga Armor sempat kecewa pada Intan.
Ini karena Intan kembali mengunggah video KDRT yang dialaminya.
Pasalnya, kejadian KDRT tersebut dilakukan pada tahun 2022 lalu.
"Keluarga kecewa banget 'waduh kok diposting lagi'," kata Irwansyah.
Meski demikian, Irwansyah mengatakan kalau keluarga Armor diam bukan karena tidak merasa bersalah.
Baca Juga: Bukan Cuma Kekerasan Fisik, Ini Jenis KDRT yang Harus Moms Tahu
Melainkan mereka memberikan waktu untuk bisa intropeksi diri.
"Kita itu diem tujuannya bukan karena merasa bersalah."
"Tapi memberikan waktu untuk Armor dan Intan untuk saling introspeksi diri."
"Ya namanya anak muda yang masih labil, itulah mengapa kita beri kesempatan, biarlah mereka saling berpikir," tambah Irwansyah.
Dorong Bapak Lebih Aktif dalam Pengasuhan, Sekolah Cikal Gelar Acara 'Main Sama Bapak' Bersama Keluarga Kita dan WWF Indonesia
Penulis | : | Diah Puspita Ningrum |
Editor | : | Diah Puspita Ningrum |
KOMENTAR