Nakita.id - Stunting, kondisi di mana anak mengalami pertumbuhan tinggi badan yang terhambat akibat malnutrisi kronis dan faktor lainnya, merupakan masalah serius di banyak negara berkembang.
Di sisi lain, prevalensi stunting di negara maju jauh lebih rendah.
Lalu, mengapa stunting lebih banyak terjadi di negara berkembang dan bukan di negara maju?
Berikut beberapa faktor yang menjadi penyebab utama, melansir dari berbagai sumber.
Salah satu alasan utama stunting lebih banyak terjadi di negara berkembang adalah akses yang terbatas terhadap makanan bergizi.
Di negara berkembang, banyak keluarga yang mengalami kesulitan ekonomi sehingga tidak mampu menyediakan makanan yang kaya akan nutrisi bagi anak-anak mereka.
Gizi yang tidak memadai, terutama dalam 1.000 hari pertama kehidupan (mulai dari kehamilan hingga usia dua tahun), menyebabkan anak-anak tidak mendapatkan asupan yang dibutuhkan untuk tumbuh optimal.
Sebaliknya, di negara maju, akses terhadap pangan yang berkualitas lebih merata.
Sistem distribusi pangan lebih baik, dan penduduk memiliki kemampuan ekonomi yang lebih tinggi untuk membeli makanan bergizi.
Selain itu, negara maju juga memiliki program bantuan sosial yang lebih efektif untuk mendukung masyarakat berpenghasilan rendah agar tetap bisa mendapatkan asupan gizi yang baik.
Negara berkembang sering kali menghadapi keterbatasan dalam pelayanan kesehatan, baik dari segi akses, tenaga medis, maupun infrastruktur.
Baca Juga: Jangan Diabaikan, Inilah Alasan Mengapa Stunting Harus Ditangani dengan Cepat
Melebarkan Sayap Hingga Mancanegara, Natasha Rizky Gelar Exhibition Perdana di Jepang
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR