Anak-anak dibekali dengan penerapan 5 nilai dasar yang akan membantu mereka dalam kehidupan sehari-hari. Seperti compassion (kepedulian), integrity (dapat diandalkan), courage (keberanian), resilience (ketangguhan), hingga creativity (kreativitas).
Namun, untuk mendapatkan 5 nilai dasar di atas, anak-anak perlu mengembangkan Significant Seven. Damar Wahyu Wijayanti menjelaskan apa yang disebut dengan Significant Seven. Tiga yang pertama berkaitan dengan citra diri positif yang harus dimiliki anak untuk tumbuh menjadi individu yang berkualitas.
"Kita perlu membantu anak-anak merasa bahwa mereka mampu, berharga, dan memiliki kendali atas hidup mereka. Bagaimana cara membantu anak-anak menumbuhkan sikap ini? Caranya adalah dengan memberikan tantangan, memberikan kesempatan untuk eksplorasi, dan memberikan pengalaman di mana mereka dapat menyelesaikan masalah sendiri. Dengan mencari solusi menggunakan kreativitas mereka, anak-anak akan merasa bahwa mereka adalah individu yang mampu, berharga, dan memiliki kendali atas apa yang terjadi dalam hidup mereka. Jadi, hal ini dapat dicapai melalui berbagai tantangan dalam kehidupan," ungkapnya.
Tidak hanya itu, empat keterampilan penting yang juga perlu diasah adalah keterampilan dalam hidup, yang disebut sebagai Four Essential Skills.
"Pertama adalah keterampilan intrapersonal, yang mencakup segala sesuatu yang berkaitan dengan diri sendiri, seperti kemampuan mengelola emosi, menahan diri dari perilaku yang tidak sesuai norma, dan disiplin diri. Selanjutnya, ada keterampilan interpersonal, yaitu kemampuan berkomunikasi dan bekerja sama. Kemudian, keterampilan sistemik, yang melibatkan kemampuan beradaptasi dengan aturan dan norma yang berlaku di lingkungan. Terakhir, ada kemampuan menimbang, atau kemampuan untuk mengambil keputusan dan mempertimbangkan sebab akibat dari pilihan yang diambil," ujarnya lagi.
Damar Wahyu Wijayanti menambahkan, keempat keterampilan ini juga dirancang untuk dilatih melalui tantangan yang dihadapi oleh adik-adik Taro Rangers.
"Selanjutnya, terdapat kemampuan sistemik, yaitu mengikuti aturan-aturan dari kakak Rangers agar semuanya tetap aman. Selain itu, ada kemampuan menimbang atau mengambil keputusan. Di dalam tantangan-tantangan tersebut, telah disediakan masalah-masalah yang mengharuskan mereka untuk membuat keputusan demi menyelesaikan tantangan itu. Dengan mengasah tujuh hal melalui tantangan-tantangan tersebut, diharapkan akan muncul hasil yang diinginkan.
Hasilnya adalah lima nilai yang telah disebutkan sebelumnya. Harapannya, setelah lulus dari Taro Rangers Camp, anak-anak akan memiliki karakter-karakter tersebut. Jika keterampilan-keterampilan itu terasah dan citra diri mereka meningkat, maka akan muncul anak-anak yang memiliki empati, integritas, keberanian, ketahanan, dan kreativitas," paparnya.
Oleh karena itu, untuk menjadi orang tua yang baik dan dapat mendampingi anak-anak berusia 6 hingga 12 tahun dengan kebutuhan tersebut, perlu memiliki mindset adventure parenting.
"Adventure parenting adalah pendekatan parenting yang mampu mengubah momen biasa atau sederhana dalam kehidupan sehari-hari menjadi sebuah petualangan untuk pengembangan diri. Dengan harapan, tantangan atau petualangan tidak hanya berhenti di Taro Rangers Camps, tetapi juga akan diteruskan oleh anak-anak dan orang tua di rumah melalui tantangan sehari-hari.
Dengan pola pikir adventure parenting ini, orang tua dan anak-anak dapat melihat bahwa setiap tantangan yang dihadapi sehari-hari adalah kesempatan untuk tumbuh dan belajar. Pertumbuhan ini tidak hanya dialami oleh anak, tetapi juga oleh orang tua. Orang tua juga belajar untuk mengembangkan kemampuan menahan diri, mengatur emosi, mempercayai anak, dan memberikan kesempatan kepada anak untuk mengasah keterampilan tersebut melalui pengalaman," tambahnya.
Baca Juga: Kenali Pola Asuh Otoriter dalam Menciptakan Pembelajaran Efektif, Termasuk Dampaknya ke Anak
Penulis | : | Poetri Hanzani |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR