Hal ini karena proses pendinginan nasi mengubah sebagian pati menjadi pati resisten, yang tidak dapat diserap sepenuhnya oleh tubuh.
Meskipun perbedaannya tidak terlalu besar, penurunan asupan kalori ini bisa memberikan efek positif dalam jangka panjang jika dilakukan secara konsisten.
Saat nasi baru matang, kandungan airnya cukup tinggi, yang membuatnya lebih mudah menjadi media pertumbuhan bakteri jika dibiarkan terlalu lama pada suhu kamar.
Namun, jika nasi didinginkan dengan benar dan disimpan di lemari es, pertumbuhan bakteri dapat dicegah, sehingga nasi lebih aman dikonsumsi.
Makan nasi yang sudah didinginkan, terutama jika dipanaskan kembali dengan baik, dapat mengurangi risiko keracunan makanan yang disebabkan oleh bakteri seperti Bacillus cereus.
Selain itu, kandungan pati resisten pada nasi dingin juga dapat meningkatkan jumlah bakteri baik di usus, yang mendukung kesehatan pencernaan.
Bakteri baik ini membantu melawan patogen berbahaya di usus dan menjaga keseimbangan mikroflora.
Bagi orang yang sensitif terhadap karbohidrat atau yang ingin mengurangi asupan karbohidrat demi kesehatan, nasi yang sudah dingin adalah pilihan yang lebih baik dibandingkan nasi yang baru matang.
Karena nasi dingin memiliki indeks glikemik lebih rendah dan mengandung lebih banyak pati resisten, nasi ini memiliki dampak yang lebih ringan terhadap lonjakan gula darah.
Oleh karena itu, orang yang sedang menjalani diet rendah karbohidrat atau yang memiliki kondisi seperti resistensi insulin dapat lebih mudah menikmati nasi dingin tanpa khawatir tentang lonjakan gula darah.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi makanan yang mengandung pati resisten, seperti nasi dingin, dapat membantu meningkatkan kesehatan metabolisme.
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR