2. Berhentinya pernapasan atau kesulitan bernapas.
3. Tidak adanya denyut nadi.
Kondisi ini sangat darurat dan memerlukan penanganan cepat berupa CPR (Cardiopulmonary Resuscitation) atau defibrillator untuk membantu mengembalikan ritme jantung.
Henti jantung biasanya disebabkan oleh gangguan irama jantung yang disebut aritmia.
Aritmia menyebabkan jantung berdetak terlalu cepat, terlalu lambat, atau tidak teratur.
Kondisi yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami henti jantung meliputi:
1. Penyakit jantung koroner: Penumpukan plak di pembuluh darah jantung yang menghambat aliran darah.
2. Serangan jantung: Serangan jantung dapat memicu gangguan irama jantung, yang kemudian menyebabkan henti jantung.
3. Kardiomiopati: Pelemahan otot jantung yang memengaruhi kemampuannya untuk memompa darah.
4. Kelainan bawaan: Beberapa orang dilahirkan dengan kondisi genetik yang membuat mereka lebih rentan mengalami henti jantung.
5. Gangguan pada katup jantung: Ketidaknormalan pada katup jantung yang menyebabkan aliran darah terganggu dan memicu henti jantung.
Baca Juga: Adik Ungkap Dugaan Penyebab Marissa Haque Meninggal Dunia, Bukan Serangan Jantung
6. Elektrolit tubuh tidak seimbang: Kadar elektrolit yang tidak seimbang dalam tubuh, seperti kalium dan magnesium, dapat menyebabkan gangguan pada ritme jantung.
Berikan Pengetahuan Mengenai Produksi Pakaian Dalam dengan Cara Edukatif, Rider Resmikan Establishment Underwear Factory di KidZania Jakarta
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Aullia Rachma Puteri |
KOMENTAR